Sponsor Links

Monday, May 28, 2007

Cobaan Pasti Menimpa siapa saja

Siapapun Kita Masalah Pasti Datang
Oleh
Wajiran, S.S.
(Wakil Sekretaris MTDK PWM DIY Periode 2005-20 10)

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
dan kami telah menghilangkan dariadamu bebanmu,
yang bemberatkan punggungmu?
Dan Kaini tinggikan bagimu sebutan (nama)mu?
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai (dan sesuatu urusan),
kerjakannlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. AlamNasyrah; 1-8)
Apapun kita, siapapun kita dan dimanapun kita berada. Masalah pasti akan datang menghampiri. Ia akan menyapa kita. Ia akan menguji kesabaran kita. Ia akan menguji ketulusan kita. Menguji keikhlasan kita dalam mengarungi hidup ini. Ia tidak pernah pandang bulu. Setiap orang pasti akan menemuinya.
Semua pasti sudah diukur oleh yang maha kuasa. Ada yang mehadapi persoalan besar dan sulit, karena mereka yang menghadapi adalah orang besar atau berpotensi untuk besar. Tetapi juga sebaliknya, ada yang menghadapi cobaan-cobaan kecil. Karena mereka yang sedang diuji memang hanya orangorang kecil yang tak berpotensi apa-apa. Bukankah cobaan akan datang sesuai dengan kapasitas kita masing-masing?
Jika memang setiap orang meiniliki masalah hidup. Kenapa kita hams putus asa? Kenapa kita hams lan dan masalah? Kenapa pula kita hams meratapi nasip hidup ini
Masalah yang lahir dalam hidup ibarat udara yang kita hirup setiap saat. Setiap langkah hidup adalah masalah. Berbagai persoalan akan terus hadir sepanjang hidup kita. Ia akan mengiringi dimanapun kita berada. Oleh karena itu, tak sepantasnya kita lan dan kenyataan hidup, semua hams dihadapi. Semua hams dijalani.
Itulah kehidupan.
Segala persoalan yang kita jumpai dalam hidup adalah proses penggemblengan jiwa. Proses pembentukan kepribadian. Proses inilah yang akan menjadikan kita menjadi tangguh. Menjadikan kita menyadani akan makna dan tujuan hidup sebenarnya. Disamping itu, kondisi yang sulit akan menyadarkan betapa lemahnya kita.
1
Mereka yang dengan ikhlas menjalani segala persoalan hidup adalah mereka yang akan merasakan nikmatnya kehidupan. Mereka menemukan kenikmatan sejati dengan pengorbanan dan keikhlasan.
Sebab setiap orang manghadapi persoalan hidup yang datang silih berganti, maka saling tolong menolong adalah kewajiban setiap manusia. Barang siapa yang kuat, wajib baginya menolong yang lemah. Bagi yang kaya menolong yang iniskin. Begitu seterusnya. Bukan sebaliknya, yang kuat menindas yang lemah dan yang kaya memeras yang iniskin.
Memberikan yang terbaik kepada sesama adalah kewajiban setiap manusia. Saat kita sedang lapang dan berada dalam kemudahan. Maka wajib bagi kita membantu yang lain. Memberi adalah lebih baik daripada menerima. Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah. Kesempatan membantu adalah nikmat yang tiada tara. Karena itulah tujuan hidup sebenarnya.
Hanya merekalah yang tulus memberi dan berkorban yang akan mampu menikmati hidup. Mereka akan mampu merubah bagaimana hidup itu lebih bermakna. Kebermaknaan yang bisa memberikan dampak positif terhadap orangorang di sekeliling kita.
Mereka yang sukses mengarungi hidup adalah mereka yang menjadikan setiap langkah sebagai sesuatu yang hams dilalui. Ia tidak pernah menganggap persoalan hidup sebagai penghalang. Tetapi justru sebaliknya sebagai bagian dan sesuatu yang hams dijalani. Ibarat mencangkul, setiap masalah yang mampu diselesaikan ibarat tanah yang tergali. Setiap ayunan akan membuka tabir keuntungan yang bisa dinikmati kelak dikemudian han.
Tidak perlu menyesali apapun kita saat in Tidak perlu mengeluh apapun yang kita alaini saat ini. Semua sudah menjadi keputusan Ilahi. Semua tidak akan berubah kecuali menjalani dengan tulus ikhlas dan menikmati perjalanan hidup ini dengan kedamaian dan penuh harap. Hidup adalah amanah. Hidup adalah kesempatan me! akukan pengorbanan kepada siapapun yang membutuhkan.
Hidup merupakan anugrah yang tidak bisa disia-siakan. Jangan sekali-kali menjerumuskan din dalam penyesalan yang berkepanjangan. Menyesali yang terjadi, dan menyesali keadaan din adalah kesia-siaan. Kesia-siaan yang tidak akan membah kondisi kita sampai kapan pun.
Berikan saja yang terbaik meskipun pahit. Jika kita bersykur kepada-Nya, kita akan merasakan nikmat yang lebih baik dan kekal di kemudian han.
Marilah kita berharap hanya kepada Allah swt, karena hnya Dialah yang menguasai segala aspek kehidupan kita. Dan semoga Allah memberikan yang terbaik bagi kita, sebagai imbalan atas pengorbanan menerima segala cobaan dan ketulusan kita dalam memberikan yang terbaik kepada sesama. Semoga...! wallahu a ‘lakita bish shawab.

0 comments: