Sponsor Links

Monday, July 9, 2007

TETAPLAH DI JALANMU


Oleh
Wajiran
(Dosen Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Mungkin suatu saat kamu juga akan merasakan kehampaan dalam hidup mu. Kamu rasakan apa yang kau lakukan selama ini tidak bisa memberikan kepuasan dalam batinmu. Hal itu kamu lihat dari tanggapan orang-orang di sekelilingmu yang sering mencemoohmu. Mereka tidak menghargaimu dan bahkan menganggapmu tidak berguna sehingga kau diabaikan.
Sungguh suatu penderitaan yang sangat sulit dilupakan. Sungguh hal itu akan sangat menyakitkan hatimu. Tidurmu tidak akan pernah nyenyak. Makanmu tidak akan pernah enak dan senyummu tidak akan pernah merekah dengan leluasa. Kau tidak akan punya gaerah hidup.
Hidupmu akan terasa hampa jika kau rasakan tidak ada sesuatu yang bisa kamu berikan kepada sesama. Hidupmu akan mengambang jika kau tidak bisa mengenal mereka dengan segala aspek yang dimiliki. Bahkan kamu akan seperti mayat hidup yang tidak pernah bisa merasakan kedamaian dan ketenangan dalam batinmu. Meskipun kamu hidup kamu tidak akan dianggap apa-apa. Justru sebaliknya mereka akan menyingkir darimu.
Jika memang demikian kembalikanlah semua apa yang kamu rasakan kepada Sang Pencipta. Kembalikan semua kepada Sang Pemiliki segala hidup. Dan tenanglah dan bersabarlah atas apa yang kamu alami. Esok lusa atau bahkan besok pagi persoalan akan segera pergi dan berganti dengan kebahagiaan.
Persoalan hidup adalah hanya sebuah pergantian waktu. Karena kehidupan adalah sebuah perjalanan. Roda yang berputar pada poros bumi akan memberimu kesempatan menikmati penderitaan dan juga kebahagiaan. Keduanya akan tetap bergulir selama nafas kehidupanmu masih ada.
Karena itu jangan pernah khawatir dengan apa yang kamu hadapi saat ini. Besok pagi dan lusa mungkin akan silih bergati dengan sekarang dan seterusnya. Kau harus bangun setiap saat kau jatuh. Kau harus perbaiki setrategi yang kau gunakan untuk mendapatkan sesuatu. Karena itu perkuatlah dirimu dengan keyakinan akan sesuatu Yang Abadi di dalam dirimu. Karena keyakinan itulah yang akan memberimu kekuatan dan memberimu semangat dalam kehidupan.
Hidup mu tidak akan pernah berarti apa-apa jika kamu hanya memikirkan dirimu sendiri. Kau tidak akan pernah bermakna jika kau tidak pernah berfikir bagaimana kau bisa memberikan yang terbaik bukan hanya pada keluargamu, tetapi juga orang-orang yang ada di sekelilingmu. Dan jika perlu kau harus mampu memberikan sesuatu yang baik yang bermanfaat bagi seluruh umat yang ada di dunia itu. Karena itu hidupmu akan lebih bermakna.
Kau harus habiskan hari-harimu mencapainya. Kau harus mampu mewujudkan harapan dan cita-citamu. Kau harus mampu merubah kondisimu yang saat ini masih berada dalam ketidakberdayaan. Kau harus bangkit dari tidurmu yang panjang itu. Jangan pernah menyerah dengan keadaan apa pun kondisinya. Sekali lagi roda pasti berputar.
Jika saat ini kau masih bingung harus mulai dari mana untuk bangkit. Lakukanlah apa yang kau bisa saat ini. Sebesar apapun, jika kau lakukan dengan penuh keikhlasan dan kesunguhakan akan mendatangkan manfaat yang luar biasa. Jangan angap kerdil dirimu sendiri. Karena itu akan memperkerdil dirimu yang sesungguhnya. Terus saja berjalan dan berjalan. Kau akan menemukan dirimu dipersimpangan jalan hidupmu.
Kesungguhan di dalam menapaki hidup akan mendatangkan anugrah dari sesuatu yang tidak pernah kita tunggu. Karena semua sudah ada yang mengaturnya. Dan kita tinggal menerima sesuatu itu.
Kita akan mendapatkans sesuatu yang besar sesuai dengan harapan dan usaha kita. Bumi tidak akan pernah tumbuh beras yang bisa kita makan, kalau kita tidak menanamnya. Semua perlu diusahakan meskipun kita belum tahu apa dan kapan kita akan mendapatkanya.
Kau memang akan merasakan kepedihan dalam berakit kehulu. Karena memang semuanya sangat sulit. semuanya akan sangat menyakitkan. Tapi itulah sebuah perjuangan yang akan berbuah manis kelak dikemudian hari. Selamat berjuang. Wallahua’lamu bishshawab.
Yogyakarta, 09 Juli 2007 23:17

Kau bagaikan Kekasihku



(Tulisan untuk kolom di Balik Buku Jawa Pos)
Oleh
Wajiran
(Dosen Sastra di Universitas Ahmad Dahlan Yogykarta)
Setiap waktu aku tidak pernah bisa lepas darimu. Kau selalu menyertaiku kemanapun juga. Kau selalu ada di sisi ku disaat aku bahagia. Kau juga di sisi ku disaat aku lara. Kau menjagaku. Kau menghiburku. Dan kau mengajariku tentang kehidupan.
Aku tidak tahu akan jadi apa diriku, jika saat itu aku tidak mengenal mu. Sejak pertama kali ku kenal denganmu kau nampak biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa padamu. Bahkan aku sering menganggap mu tidak berguna.
Awal mulanya aku sering melihat mu sendirian. Tak seorangpun menghiraukan mu. Aku sendiri tak pernah menyapamu. Dan kau pun begitu. Aku sering mengabaikan mu karena tampak mu yang lusuh. Tampak mu yang tidak bersemangat sering membuat ku tidak bergairah menyentuhmu.
Aku tidak tahu, bagaimana awal mula ketertarikaku pada mu. Aku hanya ingat tempat itu. Di sebuah pesantren yang banyak memajangmu. Disitulah pertama kali kau menggugah hatiku. Kau menggelitik hatiku. Dimana-mana aku melihatmu. Dan semua orang duduk dan bercerita denganmu. Kau bagaikan maghnet di tempat itu.
Aku justru mengenal mu dari teman-teman ku yang sudah lama bersahabat dengan mu. Mereka, teman-temanku nampak selalu akrap dengan mu. Dan aku pun ingin tahu.
Setelah mengenalmu. Aku pun semakin akrap denganmu. Kini berpuluh tahun kau telah membiusku dengan godaan-godaan yang membisu. Kau telah buai aku dengan kata-kata mu yang indah. Pesan-pesan mu telah mempesona ku. Kau ajari aku berbagai hal yang sangat penting dalam hidupku.
Kau kini telah menjadi sahabat sejati ku. Kau lebih dari teman. Bahkan kau lebih dari kekasih ku. Kau telah berikan segalanya untuk ku.
Karena kesetiaan mu, aku pun semakin rindu pada mu. Kau selalu menjadi pendamping ku. Kau pegangan yang tidak akan pernah goyah. Aku percaya itu.
Kau akan menolong siapa saja yang membutuhkan mu. Kau akan membimbing siapa saja yang memerlukan bimbingan. Dan kau akan menuntun siapa saja yang buta terhadap kehidupan.
Aku semakin terbuai karena mu. Kau memang indah. Kau memang bijaksana. Dan kau telah membuatku hidup lebih hidup. Aku selalu berkhayal untuk memiliki semua, semua jenis mu.
Aku selalu membolak-balik setiap lembar mu. Kutelusuri setiap jengkal tubuhmu yang penuh makna. Ku cari dan ku cari setiap arti kata. Aku selalu berusaha memahami semua makna yang ada di dalam mu.
Sungguh luar biasa. Kau adalah teman yang tidak pernah menjemukan. Kau adalah teman yang paling setia. Kau selalu siap kapan saja. Kau selalu bersedia kapan saja. Kau bahkan tidak pernah mencap ku sebagai orang bodoh karena keterlambatan ku menelaah mu.
Kau kini telah membesarkan ku. Kau telah mendewasakan ku hingga seperti ini. Kau telah membuka mataku yang tadinya gelap. Kau telah menyinari hidupku dengan cahaya terang mu. Kau adalah lentera kehidupan ku.
Kau bukan hanya kekasihku. Kau adalah guru ku yang paling bijaksana. Kau tidak pernah menghujat. Kau tidak pernah memaki keluguanku. Kau tidak pernah pula membenciku ketika aku belum bisa menerima mu. Sebaliknya kau membimbing ku. Kau mengajariku untuk lebih bijaksana memandang kehidupan dengan prosesnya. Kau memberiku banyak pelajaran. Pelajaran akan makna kehidupan.
Mataku kini terbuka karena mu. Aku melihat keberagaman karena mu. Keberagaman adalah anugrah yang sangat luar biasa bagi sebuah keindahan. Keberagaman menjadikan kehidupan ku lebih bermakna. Keberagaman telah menjadikan hidup semakin sempurna. Dan semua itu ku dapatkan dari mu tercinta. Kau adalah kompas kehidupanku.
Jalan hidup ku jadi terang juga karena mu. Kau telah menyinari jalan hidup ku dengan kata-kata mu. Kau menyinari hidup ku dengan muatan yang ada dalam kata-kata mu. Kau memberi ku begitu banyak cahaya. Cahaya kehidupan yang tidak akan pernah redup.
Kau selalu menghibur ku dikala sedih. Kau menghibur dengan kata-kata penuh arti. Kau menggodaku, tertawai ku dengan gurauan yang khas penuh makna. Kau adalah pelipurlara yang sangat setia kepadaku.
Yogyakarta, 9 Juli 2007 20:20

Sunday, July 8, 2007

Kau yang Terombang-ambing


Oleh
Wajiran
(Dosen Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Jika kau saat ini terombang-ambing. Kau harus sadar bahwa badai akan segera berlalu. Air yang bergolak akan segera mereda. Dan pemandangan indah pun sudah akan segera menemuimu. Nikmatilah perjalananmu yang dramatis itu. Hiburlah dirimu. Hiburlah dirimu dengan harapan-harapan untuk bertemu Sang Kekasih yang akan menjadikan mu sebagai pahlawan.
Kamu terobang-ambing, karena kamu tidak tahu akan tujuan hakiki dari hidupmu. Kau tidak punya pegangan jadi kau selalu ragu. Kau tidak punya kompas kehidupan, sehingga kau sering tidak tahu arah. Kau selama ini buta dan terkadang tuli. Hanya nasip yang sering membuatmu masih ada seperti yang sekarang ini.
Bagaimanapun, bersyukurlah karena Ia memang Maha Pemurah dan Penyayang. Ia tidak pernah memaki hambanya yang sedang bingung. Ia tidak pernah menghujat hambanya yang sedang belajar berjalan menapaki kehidupan. Bahkan ia selalu menuntun, membimbing dan membisiki setiap hati yang mau belajar.
Kau perlu tahu bahwa keterombang-ambingan mu akibat kiblat mu yang salah. Kau selalu melihat kondisi di sekelilingmu yang keliru. Kau anggap harta kekayaan, kedudukan, dan kecantikan akan menjamin kebahagiaan hidupmu. Kau juga terlalu berorientasi pada hal itu.
Kau salah. Kau telah salah mengerti makna kehidupan yang sebenarnya. Apa-apa yang kau anggap sebagai kebahagiaan atau perantara kebagiaan hanyalah fatamorgana. Semua itu hanya bagian kecil, kecil sekali dari makna hidupmu yang sebenarnya. Kekayaan tidak akan pernah menjamin hidupmu, kedudukan dan kecantikan juga begitu.
Kau harus hati-hati dengan semua itu. Karena kekayaan yang kau miliki jika kau tidak bisa membagi waktu akan menjadikan mu membatu dan membisu. Kau akan menjadi orang angkuh. Kau akan berpaling dari sesamamu yang lemah dan miskin. Kedudukan dan kecantikan juga begitu. Kau sering angkuh karena kau dianggap mulia. Kau sering angkuh karena menganggap dirimu segalanya. Dan ketika kedudukan itu pergi kau pun meratapi tiada tara. Kau akan tersiksa selama hidupmu.
Dalam hidup ini tidak ada yang pernah abadi. Semua hanya hiburan semata. Kesungguhan dalam hidup hanyalah satu; yaitu perjalanan mu mencari dan menuju yang Maha Abadi.
Kamu tidak perlu takut dengan siapa pun. Kamu tidak perlu ragu akan kemana. Dan kamu juga tidak usah khawatir akan apa yang akan kamu dapat. Waktu akan menunjukan kepadamu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang akan memberimu sebuah kenyataan. Pengorbanan dan perjuanganmu saat ini akan digantikan dengan kenikmatan yang tiada tara.
Mungkin kamu akan ragu kenapa dia tidak menyapa. Kamu akan ragu, kenapa dia seolah tidak pernah menolong mu. Padahal, ia selalu bersamamu. Ia selalu mengiringi langkahmu. Ketika kau jatuh ia membangunkanmu. Ia tuntun dirimu yang masih sempoyongan setengah sadar dan ragu-ragu.
Ia bahkan sering tersenyum sipu melihatmu yang penuh semangat menuju-Nya. Ia malu-malu melihatmu yang tekun melakukan sesuatu yang Ia perintahkan. Ia bangga melihatmu demikian. Karena itu ketika kau melangkah satu Ia akan berlari menjumputmu.
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Ia akan bergulir dari suatu titik kepada titik yang lain. Dan perguliran itu akan membawamu pada suatu posisi dan kedudukan. Saat ini mungkin kau sedang berada di bawah. Saat ini kau ditimpa oleh teman-teman mu sendiri. Tetapi bersabarlah mungkin esok hari, mungkin lusa, roda akan segera bergulir. Dan jika sudah demikian maka terbukalah segala penghalang yang ada dalam dadamu. Kau akan meresakan kelegaan. Kau akan terbebas dari tekanan yang menghujam dalam jiwamu.
Pada saat inilah kesempatan bagimu untuk bangkit. Pada saat seperti inilah kau harus bangun dan berusaha menggunakan waktu luang dan lapangmu. Kau harus menolong sesama mu. Mereka yang ada di bawahmu sangat membutuhkan mu. Mereka juga rapuh seperti dirimu dulu. Kau akan merasakan nikmat yang tiada tara ketika kau bisa memberikan sesuatu yang berguna. Dengan begitu hidupmu akan lebih bermakna.
Hidupmu bukan diciptakan tampa tujuan. Perguliran waktu malam, daratan dan bukit yang bergunung merupakan gambaran kehidupan yang sebenarnya. Dan roda yang berputar adalah gambaran sistem kehidupan yang nyata. Tidak pernah ada yang abadi. Tidak pernah ada yang hakiki kecuali Tuhan yang Mahasa Perkasa dan Maha Mengetahui.
Dan kepada-Nyalah kamu harus kembali. Kamu harus mencari tahu segalanya dari apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Hanya dari situlah jalan hidupmu akan menjadi terarah. Jalan hidupmu yang berliku akan menjadi mudah. Disitulah ada peta kehidupan. Disitulah ada strategi kehidupan yang harus kau pelajari dan praktekan.
Selamat menikmati perjalanan hidup mu yang semakin bermakna. Kita akan berjumpa di suatu titik yang pernah dijanjikan oleh-Nya. Kita akan berbahagia dengan membagi kebahagiaan yang kita dapatkan di dunia ini. semoga! Wallahua’lam bishshawab.
Yogyakarta, 08 Juli 2007 01:05

PERJALANAN MU MENCARI KEBENARAN

Oleh
Wajiran
(Dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan
Penasehat Akademik PPM Daar El Khairat Serang-Banten)

Perjalanan mu akan terus mengalir seiring waktu. Kau takkan kuasa mengendalikan perjalanan itu kecuali umurmu yang akan segera uzur. Kau akan terus berjalan dan berubah.
Perubahan adalah anugrah. Suatu saat kau akan berjalan bagaikan di toll kehidupan yang tampa penghalang. Tetapi di sisi lain kau pun akan menemukan penghalang di depanmu dan kau pun terpaksa berbelok, mencari selah, dan jika perlu mendaki. Kau harus mencari sesuatu agar kehidupanmu terus berjalan dan jika tidak demikianpun hidupmu akan berjalan bersama waktu.
Jika dirimu tidak mengikuti arus. Maka kau akan ditindas. Kau akan digilas oleh teman mu sendiri. Mereka memang kejam. Mereka memang tidak memandang bulu. Siapapun yang tidak mau bergerak dan hanya terdiam saja maka dia akan binasa dalam kelemahan.
Berjalanlah terus bersama angin dan bersama tetes air yang lain. Carilah celah hidupmu. Belajarlah mencari jati dirimu. Dan jangan pernah menjadi orang lain. Lalui perjalanan hidup dengan penuh optimis. Lalui semua dengan penuh harap. Harapanmu akan menjadikanmu tangguh. Dan optimismu akan melahirkan kekuatan dalam dirimu untuk selalu maju dan maju.
Kau tidak sendirian. Ketika kau temukan kegelapan carilah pertolongan. Carilah pegangan. Carilah sesuatu yang bisa menyelamatkan mu atau carilah sesuatu yang bisa menunda kematianmu. Sedetik waktu sangat bermanfaat bagimu untuk memperbaiki segala kesalahan. Satu titik pun kebaikan akan sangat berguna bagimu untuk menutup titik-titik dosa yang pernah kaulakukan.
Jangan siakan hidupmu dalam kemurungan akibat penghalang yang ada di depanmu. Kesedihanmu yang mendalam akan memperberat langkahmu. Dan kau pun akan menjadi lemah dan lunglai. Kau akan mati oleh perasaan dirimu sendiri. Jangan. Jangan sekali-kali kau melakukan itu.
Bangkitlah bersama anganmu. Bangkitlah bersama harapan. Dan bangkitlah bersama harapan-harapan yang menghujam dalam dirimu. Kau akan menemukan hidup hakiki ketika kau bisa memberikan arti dalam hidupmu.
Hidup adalah misi. Ia harus melahirkan sesuatu. Ia harus melahirkan sesuatu yang lebih besar. Sebesar yang kita mampu.
Hidup tidak akan pernah bermakna jika kita hanya bertumpu. Hidup tidak akan ada artinya jika kita hanya meminta. Hidup yang mulia adalah ketika kita bisa memberi. Memberikan sesuatu lebih baik dari pada menerima. Memberi harta kepada orang lain akan memberi kekuatan mereka yang sedang kelaparan. Memberi senyuman kepada mereka yang sedang ditimpa musibah akan meringankan beban mereka yang menggunung. Demikian juga memberi arahan, mengayomi mereka yang tertindas akan membesarkan hati mereka untuk tetap hidup. Akan memberikan kesempatan kepada mereka menemukan kembali jati diri mereka dan akhirnya mereka akan menemukan tujuan hidup sejati bersamamu.
Perbuatanmu akan di nilai oleh sang waktu. Kau akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kau pikir, yang kau anggap dan yang kau lakukan. Tidak akan pernah lepas satu detikpun semua perbuatanmu akan sangat berharga.
Maka dari itu jadilah dirimu. Jadilah dirimu lilin yang meskipun hancur tetapi ia tetap bisa memberikan pencerahan pada orang lain. Jadilah kau lilin yang meleh, tapi bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Jangan kau jadi air, kalau kau tidak bisa membantu mereka yang kahausan. Airmu akan mengeringkan tenggorokan. Kau tidak bisa menjadi juru selamat bagi mereka yang kehausan, tetapi justrus sebaliknya akan membunuh mereka dengan sifatmu yang tidak menyejukan.
Kau kini berdiri sendiri. Kau kini telah dewasa. Kau kini telah kuat. Merangkaklah terus dan belajarlah berjalan sediri. Dan jika kau telah mampu berdiri maka ajarilah mereka yang baru belajar brediri. Agar ia bisa menjadi temanmu dan suatu saat akan menuntunmu kembali, ketika kau sudah tua dan tidak berkekautan.
Berdoalah dan hanya berharaplah kepada sesuatu Yang Lebih Abadi. Harapanpun kepadanya akan menjadikan mu tulus memberi. Memberi kebaikan adalah kekuatan dan tabungan bagi kehidupan mu kelak.
Jangan pernah menunda waktu. Sewaktu masih punya kesempatan kerjakan yang terbaik untuk siapapun. Jangan pernah berharap kepada siapa kamu memberi dan apa yang akan kamu dapat setelah itu. Ibarat air berjalanlah terus tampa memandang penghalang di depanmu. Lalui saja dengan harapan kau akan mampu mencari celah dan syukur-syukur kau akan mampu melampai mereka.
Penghalang tidak akan pernah ada artinya apa-apa ketika kau bersabar. Jurtru sebaliknya kau akan mencapai kebahagiaan yang hakiki ketika kau bisa melampaui penghalang yang memberatkanmu. Kau akan menjadi dirimu yang sesungguhnya dengan terlepasnya dirimu dari kebinasaan dan keputus asaan.
Bangunlah bersama kesadaranmu. Bangkitlah. Dan carilah apa yang bisa kau lakukan saat ini. Jangan pernah menunggu hujan turun. Karena mungkin saja kemarau akan panjang dan belum tentu kamu akan menemukan musim hujan. Ambil langkah. Satukan kekuatan batinmu agar tetap istikomah dengan tujuan hidup mu yang hakiki; yaitu menjadi seorang pengabdi kepada Tuhanmu sekaligus sebagai pemimpin bagi umatmu.
Semua orang akan berdoa untukmu agar kau bisa menolong mereka dikemudian hari. Dan jika sudah begitu jadilah kau apa yang kau harapkan. Wallahua’lam bishshawab.
Yogyakarta, 7 Juli 2007 03:12