Sponsor Links

Tuesday, June 22, 2010

Istiqomah

Istiqomah
Oleh Wajiran, S.S., M.A.

Sebenarnya tidak mudah mengatakan sesuatu yang ada dalam diri kita sendiri. Terkadang manusia menutup-nutupi kekurangan yang ada dalam dirinya. Namun sungguh suatu hal yang paling berharga sesungguhnya adalah keterbukaan seseorang menerima kritik dari orang lain. Karena orang lain sesungguhnya yang lebih banyak tahu atas apa dan siapa diri kita yang sesungguhnya.

Kekurangan dan kelemahan kita sesungguhnya bisa kita lihat dari bagaimana orang lain menerima kita. Semakin baik seseorang, maka sesungguhnya akan semakin baik juga penilaian dari orang lain. Namun, sesungguhnya penerimaan itu perlu diperhatikan juga aspek terpenting dalam kehidupan ini. Karena tidak semua yang bisa diterima semua orang kemudian menjadi yang terbaik di dunia ini. Masih ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Kebaikan yang sesungguhnya adalah kebaikan yang ditentukan oleh agama. Jika agama menjadi fondasi dasar seseorang bertindak, sehingga ia diterima orang banyak maka ia adalah sesungguhnya kebaikan itu. Tetapi kalau diterimanya seseorang hanya berdasar duniawi belaka maka bukan tidak mungkin keadaan diterima itu justru menjerumuskan orang itu sendiri. Karena hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada seseorang yang sangat familiar di tengah-tengah masyarakat atau suatu komunitas yang banyak, namun akhlaq dan perilakunya sangat jauh dari apa yang dituntunkan dalam agama.

Keistiqomahan menjalankan agama adalah kunci dasar kesuksesan seseorang. Meskipun di dunia ia dikucilkan, diabaikan dan direndahkan. Manusia yang sukses tidaklah diukur oleh gemerlap sambutan pujian manusia. Tapi sesungguhnya manusia yang harusnya jauh dari hapan pujian dan sanjungan dari manusia. Ia adalah manusia yang tabah, kekar menghadapi segala cobaan. Kemitmen menjalankan agama meskipun dikucilkan. Berjalan diatas kebenaran adalah sesuatu yang berat. Berjalan mengikuti perintah agama adalah sesuatu yang sulit dan mendaki. Tapi hanya dengan begitulah kebermaknaan hidup kita akan kita dapatkan.

Allah swt., tidak akan pernah lepas dari kita yang bersungguh-sungguh mencapai jalannya. Ia akan selalu membimbing kita kemanapun kita berada. Bahkan cobaan yang berat yang kita hadapi akan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

Optimisme akan masa depan yang diridhoinya adalah sesuatu yang berharga. Hidup ini tidak akan pernah ada artinya apa-apa jika kita tidak memperoleh ridho yang diberikan-Nya. Allah adalah tujuan dari segala-galanya. Karena itu tidak ada waktu untuk menderita. Tidak ada waktu untuk berputus asa. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Setiap waktu yang dilakukan haruslah bermanfaat bagi kebaikan masa depan. Setiap langkah kaki harus ditujukan kepada sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan. Setiap kata adalah hikmah. Setiap pemikiran adalah pemikiran yang bisa mendatangkan kebaikan dan pemikiran bagi umat. Bukan pemikiran yang berorientasi pada benda-benda materi duniawi. Bukan pula pada harta, tahta dan wanita. Sesungguhnya semua itu adalah cobaan yang sangat berat bagi setiap manusia. Dan cobalah untuk mengurangi semua itu. Jadikan semuanya sebagai jalan untuk mendapatkan ridho-nya. Semua yang diusakan untuk mendapatkan adalah diperbolehkan jika bisa menambah keimanan dan bisa menjadi alat untu mendekatkan diri kepata Allah swt.

Mudah-mudahan Allah memberikan jalan kemudahan bagi setiap diri kita yang secara bersungguh-sungguh mencari keridhoaanya. Allah pasti maha mengetahui apa yang ada dalam diri kita. Semakin tulus dan semakin kita bersungguh-sungguh maka, semuanya pasti akan diganti oleh-Nya dengan sesuatu yang lebih besar. Jangan pernah menceri sesuatu hanya karena manusia. Karena sesungguhnya manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Wallahua’lamu bish shwawab..

0 comments: