Sponsor Links

Sunday, July 18, 2010

Kemengan

Kemengan



Banyak diantara kita yang berfikir bahwa kemenangan kita ditentukan dari kemampuan kita mengalahkan orang lain. Kemengan kita harus diiringi dengan derai air mata walan kita. Dengan demikian kita tertawa disisi tangisan lawan kita. Bukan hanya sampai disitu, kita pun sering menyamakan kemenangan dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Oleh karena itu setiap yang sedih dan kalah selalu dianggap sebagai kegagalan.
Jika keemenangan selalu disamakan dengan kekalahan lawan, berarti kita tidak akan pernah menjadi manusia yang bermanfaat. Karena kemenangan yang demikian akan menghilangkan persaudaraan dan potensi lawan untuk ikut menikmati kemenangan kita. Padalah seharusnya kemenangan adalah kebahagiaan hakiki karena kita dapat mengajak semua orang. Baik musuh mauapun kawan untuk menikmati kemenangan tersebut.
Kemengan yang berorientasi pada kekalahan orang lain akan memutus kesuksesan yang lebih besar. Karena dengan begitu kita akan kehilangan lawan yang sebenarnya potensi besar untuk ikut memperkuat kemenangan kita. Contohnya jika seorang pekerja profesional mematok kesuksesan dengan dengan kemampuan ia mengalahkan rekan kerjanya. Maka secara tidak disadari ia telah menciptakan musuh di dalam hidupnya. Dengan demikian ia akan kehilangan rekan sekerja yang sesungguhnya dapat menjadikannya lebih besar dari kemenangannya sendiri.
Lebih ironis lagi sering kita ketemui atasan yang sering berbangga diri, karena kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Ia berbangga bahwa dirinyalah yang menjadikannya perusahaan itu besar. Dengan demikian ia bersikap semena-mena anti kritik dan bersikap diskriminatif terhadap bahwahannya. Hal ini sungguh akan merugikan kemengangan yang telah diperolehnya.
Kita harus sadari sekecil apapun peran orang-orang di lembaga kita. Akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan keberlangsungan dari lembaga yang kita pimpin. Karena yang kita butuhkan adalah kekuatan tersama. Setiiap orang memiliki potensi untuk berpartisipasi di dalam lembaga kita. Meskipun saat ini belum dapat dilihat hasilnya.
Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Namun prinsip ini bukan berarti bersifat diskriminatif. Manusia adalah makhluk yang luar biasa unik dan aneh. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kelebihan dan potensi yang tidak segera dapat dilihat potensinya. Semakin dihalangi dan semaki didiskriminasi maka akan menimbulkan kecemburuan sosial. Dengan demikian akan terjadi ketimpangan dalam peran sertanya menunjak perkembangan lembaga yang bersangkutan.
Semangat kebersamaan dan semangat kerja hanya dapat diraih dengan pendekatan yang penuh kasih sayang. Semakin kita mampu memberi pendekatan yang humanis, maka akan semakin kuat juga ikatan batin setiap orang untuk bekerja. Sebaliknya jika kita bersikap diskriminatif maka akan timbul persoalan psikologis yang berkepanjangan. Atau lebih parahnya akan timbul dendam yang berkepanjangan. Sehingga jalannya lembaga kita akan oleh karena ada komponen yang tidak mendukung jalannya roda organisasi kita.
Dengan demikian yang dinamakan kemengan adalah kemampuan kita merangkul semua komponen di dalam lembaga kita. Semakin sinergis setiap komponen itu, maka akan semakin lancar dan semakin mulus jalan meraih kemenangan itu. Bahkan kemenangan kita akan lebih besar lagi. Karena kemenangan kita adalah kemengan kolektif yang serasi dan sinergis. Sungguh jika ini bisa kita jalankan maka kita akan menjadi umat yang sukses dunia dan akherat.

0 comments: