Sponsor Links

Thursday, May 1, 2008

ORGANISASI ALUMNI

Oleh
Wajiran
(Sekjen KAMADA/Keluarga Alumni universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
Mahasiswa Pasca UGM)


Pendahuluan
Pertemuan nasional pengurus organisasi Alumni Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) pada tanggal 26 april 2008, sangat positif bagi keberlangsungan organisasi alumni PTM. Dengan pertemuan itu banyak persoalan yang muncul terutama mengenai persoalan kontinuitas (keberlangsungan) aktivitas organisasi alumni sendiri. Persoalan itu umumnya sama di setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah ataupun diperguruan tinggi lain secara umum. Masalah personalia dan masalah finansial menjadi sesuatu yang sulit terpecahkan. Oleh karena itu pertemuan almni itu selain sebagai ajang tukar pengalaman juga bisa memotivasi kembali para pengurus untuk mengaktifkan pergerakan alumni di universitasnya masing-masing.

Jumlah alumni PTM yang begitu besar, tentu sangat berpengaruh terhadap dinamika kehidupan sosial ekonomi di negeri ini. Oleh karena itu, potensi itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kemajuan bangsa dan negara ini. Seperti nasehat yang disampaikan oleh Prof. Dr. Dien Samsudin, dalam sambutan pembukaan menyatakan bahwa alumni PTM yang cukup besar itu harus memperjelas peranan strategisnya dalam keikutsertaan pembangunan masyarakat Indonesia. Untuk itulah diperlukan adanya wadah agar peranan alumni PTM bisa diformulasikan dan dipetakan dalam kaitannya dengan penyusunan strategi pembangunan masyarakat secara luas.

Ada beberapa point penting yang dapat diambil dari pertemuan yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu. Pertama, adanya kesamaan persepsi akan pentingnya komunikasi antarorganisasi alumni PTM seluruh Indonesia. Komunikasi antarorganisasi akan memberikan kesempatan saling belajar diantarorganisasi alumni PTM. Disamping itu juga pertemuan itu akan menjadi ajang diskusi mengenai persoalan-persoalan krusial negeri ini. Dari sinilah diharapkan para sarjana ini mampu merumuskan langkah-langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan itu.

Kedua, pertamuan nasional organisasi alumni PTM secara nasional akan menjadi ajang instrospeksi pengurus organisasi alumni. Artinya para pengurus bisa mengukur seberapa jauh kiprah alumni selama ini dalam pengembangan kampus maupun dalam kaitannya dengan pembangunan masyarakatnya. Apakah para intelektual muda itu sudah maksimal dalam partisipasinya membangun negeri ini? Jika ternyata belum, maka perlu usaha yang lebih keras agar komunitas itu dapat berperan secara efektif terhadap perubahan sosial masyarakat di negeri ini. Karena bisa tidak bisa persoalan-persoalan bangsa, baik politik, ekonomi dan sosial harus bisa dipecahkan oleh para intelektual, sebagaimana para alumni PTM. Minimal keberadaan mereka tidak menjadi beban negeri ya hampir kolaps ini.

Tantangan dalam mengelola organisasi alumni
Organisasi alumni merupakan organisasi yang sangat potensial, baik dalam kaitannya dengan pengembangan PTM terkait maupun masyarakat secara luas. Sebagai organisasi yang beranggotakan lulusan perguruan tinggi, organisasi ini merupakan pusat tersedianya SDM yang disebut well educated. Artinya bahwa SDM yang ada di organisasi alumni adalah individu yang terampil dan berwawasan luas. Namun demikian, menjalankan organisasi semacam ini tidaklah mudah. Banyak kendala yang harus dihadapi terutama berkenaan dengan hal komitmen personalia. Selain kesibukan masing-masing personal yang cukup padat, para alumni juga masih banyak yang secara finansial masih sangat lemah. Sehingga konsentrasi para lulusan masih menitikberatkan pada hal-hal yang sifatnya ekonomis. Hal inilah yang menjadikan sulitnya mengkoordinasi setiap kegiatan yang diadakan oleh organisasi alumni.

Kendala lainnya mungkin adalah kendala psikologis. Persepsi para alumni yang mengangap bahwa mengurus organisasi seperti ini tidak produktif menjadikan sulitnya mencari pengurus organisasi ini. Bahkan untuk sekedar melaksanakan program tahunan saja terkadang sangat sulit. Akibatnya banyak alumni yang bersikap masa bodoh dengan keberadaan organisasi semacam ini.

Dilihat dari segi finansial, organisasi ini memang tidak produktif. Sehingga menjalankan organisasi seperti ini sering sekedar mengisi kekosongan. Apalagi dalam kenyataannya keputusan-keputusan yang dihasilkan pengurus sering hanya menggantung di awang-awang, karena terkadang terlalu idealis tapi tidak pernah teraplikasikan.

Namun demikian, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar alumni berminat berkiprah di organisasi alumni. Langkah itu diantaranya adalah dengan memberikan wewenang seluas-luasnya kepada pengurus untuk mengelola salah satu bidang atau unit pelayanan kampus. Seperti misalnya membantuk unit usaha miliki alumni yang dikelola sepenuhnya oleh organisasi itu.

Pendirian unit usaha milik alumni akan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan organisasi ini. Unit usaha ini bisa dijadikan sebagai tempat praktek para alumni maupun mahasiswa yang ingin mengembangkan kemampuan enterpreneurship. Dengan adanya unit usaha ini para pengurus akan lebih betah berada di lingkungan kampus karena adanya aktivitas yang dilakukan. Mereka bisa tetap mengurus organisasi sekaligus belajar berwirausaha melalui unit usaha tersebut. Apalagi kemampuan berwirausaha memang sangat dibutuhkan di era yang sangat kompetitif ini. Unit usaha alumni juga bisa menjadi batu loncatan bagi para alumni yang baru saja lulus dari perguruan tinggi bersangkutan.

Selain unit usaha, alternatif lain yang bisa dilakukan untuk mengikat komitmen lulusan adalah dengan mewadahi para alumni melalui berbagai aktivitas kampus. Seperti misalnya pengelolaan asrama mahasiswa. Lahirnya asrama mahasiswa yang saat ini sedang digalakan oleh PTM hendaknya dipercayakan kepada organisasi alumni. Asrama mahasiswa bisa dijadikan sebagai wahana silaturahmi antar alumni, juga sebagai media mengabdikan diri di alma mater mereka. Jika hal ini terlaksana, maka bisa menjadi langkah strategis mendidik kader yang selalu siap berperan aktif dalam pengembangan perguruan tinggi itu sendiri.

Dari kedua solusi di atas, komunikasi antaralumni merupakan kunci utama bagi keberlangsungan organisasi alumni. Komunikasi ini sangat penting karena akan sangat menentukan bagi keberlangsungan ikatan emosional antar alumni. Di era modern ini kendala komunikasi hampir tidak ada. Tersedianya alat komunikasi yang canggih seperti HP dan internet sangat membantu komunikasi antar alumni. Dengan adanya komunikasi itu segala informasi bisa langsung tersebar luas sehingga bisa direspon dengan cepat oleh setiap lulusan.

Agar komunikasi tidak terputus dengan para alumni luar daerah, maka perlu adanya organisasi alumni di daerah. Persebaran alumni di daerah sebenarnya merupakan keuntungan tersendiri bagi perguruan tinggi bersangkutan. Organisasi alumni daerah akan bisa dijadikan sebagai pusat pertukaran informasi antara alumni, juga sebagai wahana promosi PTM itu sendiri. Dengan adanya organisasi alumni di daerah informasi mengenai PTM akan semakin mudah didapat oleh masyarakat setempat. Hal inilah yang nantinya akan mempermudah perekrutan mahasiswa baru dari daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Sistem gethok tular di atas sangat positif dan harus mulai dipikirkan realisasinya oleh PTM. Terutama PTM yang berada di kota Yogyakarta dimana kompetisinya lebih ketat dibanding dengan daerah lain. Jika hanya mengandalkan pendaftar dalam kota tentu tidak mungkin bisa mencapai terget yang diharapkan. Hal ini menuntut persebaran perekrutan mahasiswa baru dari luar daerah. PTM tidak bisa berpangku tangan dengan hanya mengandalkan nama besar. Dengan banyaknya perguruan tinggi, persaingan akan semakin ketat dalam perekrutan mahasiswa baru. Pada dasarnya sistem pengelolaan perguruan tinggi tidak berbeda dengan bidang bisnis yang lain. Apalagi pada kenyataannya pembiayaan perguruan tinggi masih sangat tergantung pada pembayaran SPP mahasiswa. Hal ini disebabkan tidak adanya pendapatan lain yang bisa diandalkan untuk biaya operasional perguruan tinggi. Berkenaan dengan hal itu sistem “pemasaran” PTM harus diperhatikan secara serius.

Kesimpulan
Semua gagasan untuk meningkatkan efektifitas peranan alumni PTM di atas hanya akan berjalan jika mendapat dukungan dari pihak yang berwenang. Dalam hal ini adalah pejabat kampus yang secara langsung memiliki kebijakan dalam pengelolaan perguruan tinggi. Jika pihak kampus mendukung semua kegitan itu, Isya Allah keberadaan organisasi alumni akan semakin mempercerah masa depan perguruan tinggi yang bersangkutan.
Oleh karena itu rencana pertemuan lanjutan yang akan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada bulan Oktober, hendaknya melibatkan pejabat kampus di setiap PTM. Dengan begitu pemikiran para alumni bisa segera direspon oleh pihak kampus. Hal itu juga bisa menjembatani persoalan kesenjangan antara alumni dengan pihak kampus yang selama terjadi. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini peran serta alumni akan semakin kongkrit baik bagi kemajuan PTM masing-masing, masyarakat, bangsa dan negara. Amin! Wallhua’lamubish shawab.
Yogyakarta, 30 April 2008


Biodata Singkat
Penulis adalah alumni Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Saat ini aktif sebagai dosen di Fakultas Sastra/Sastra Inggris di universitas yang sama. Jabatan organisasi selain sebagai Wakil Sekretaris MTDK PWM juga sebagai Sekjen Organisasi Alumni Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (KAMADA). Saat ini sedang menempuh pendidikan di Sekolah Pasca Sarjana FIB UGM