Komitmen berkembang
Banyak diantara kita bingun dengan apa yang harus dilakukan dalam kehidupan. Karena itu cenderung pasif, menunggu waktu rezeki datang. Kita sering hanya dapat berandai-andai kesuksesan. Padahal ia tidak akan datang tanpa perjuangan.
Kita sering bahkan melakukan kegiatan yang tidak kita ketahui manfaatan. Duduk nongkrong di pinggir jalan. Ngobrol tanpa ujung persoalan. Banyak kegiatan yang tidak mendatangkan kebaikan.
Coba saja sejenak kita renungkan. Tugas kehidupan kita adalah berjuang sebaik dan sekuat mungkin untuk menghadapi tantangan masa depan. Tantangan tanggung jawab atau beban kehidupan tentu harus dipersiapkan.
Jangan sampai lengah dengan keadaan. Juga jangan putus asa dengan kesulitan. Jalani terus dan berusaha yang tidak kenal kelelahan akan menghasilkan keberhasilan. Kebaikan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa memandang besaran. Karena sekecil apapun sepanjang memberikan kebaikan akan mendapat pahala bagi kehidupan. Semakin sering kita mengoreksi diri akan semakin banyak kita temukan celah-celah kekurangan. Dengan demikian kita akan dapat memperbaiki segala kekurangan.
Perjalanan kehidupan akan banyak menemukan rintangan. Baik berat maupun ringan. Ia akan datang silih berganti dengan kemenangan-kemenangan. Kadang kecil kadang besar sesuai dengan kemampuan. Semakin berat dan semakin besar halangan, maka semakin berat timbangan dan amal kebajikan. Itulah keadilan Tuhan.
Ajaklah saudaramu untuk maju bersama dan jangan maju sendirian. Kemenangan sendirian tidak akan maksimal mendapatkan kemenangan. Kamu hanya akan mendapat kan sedikit kemenangan. Tetapi kemenangan bersama merupakan jelmaan dari kebersamaan, yang berarti kemenangan kebesaran.
Karena itu jangan pernah mencari lawan dalam kehidupan, tetapi carilah teman seperjuangan. Teman akan membantu memperingan perkejaan dan beban. Teman adalah kekuatan. Tetapi jika tidak demikian, hanya musuh yang datang menghadang. Maka hadapi dengan tenang. Kondisi sulit dapat memperkuat kejiwaan. Mental dan tenaga bisa dilatih untuk bertahan.
Kemenangan kita bukan ditentukan dari kekalahan lawan. Tetapi terkadang kita pun bisa mengalah demi perdamaian. Kemengan bersama demi kebaikan lebih baik dan akan mendatangkan kemanfaatan.
Jangan menyepelekan peran saudaramu sekecil apapun. Mereka adalah penopang hidup dan kesuksesan. Tuhan akan menghitung sebagai rezki balasan, jika kamu dapat bekerja sama membangun kekuatan.
Semoga Allah memberikan jalan. Amin...
Yogyakarta, 24 Juli 2010 (angkringan)
Friday, July 23, 2010
Komitmen berkembang
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 5:46 PM 0 comments
Mutiara kehidupan
Mutiara kehidupan
Tuhan memang maha penyayang. Ia memberikan sesuai apa yang dilakukan. Kerja keras diberi imbalan, sekeras usahanya. Kerja baik, diberikan kebaikan. Keburukan diberikan kemurkaan. Itulah keadilan Tuhan. Tidak ada yang menyamai dalam keadilan-Nya.
Sebagaimana kehidupan, semua harus diperjuangkan. Apapun resikonya harus diembang. Kenikmatan, kesusahan dan keindahan berjalan seirang sejalan. Ibarat siang dan malam datang bergantian. Memberi giliran sesuai aturan.
Demikian juga kehidupan, akan bergulir, mengalir. Terus akan mengalir sampai muara terakhir. Tidak akan pernah lepas dari persoalan. Tidak akan pernah absen dari penderitaan. Tapi demikian juga kebahagiaan. Ia akan datang silih berganti. Kelahiran dan kematian, kedatangan dan kepergian, akan selalu mengjadi giliran kehidupan.
Hanya keteguhan dan kesabaran yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan. Kesabaran adalah modal utama kebesaran. Kesabaran mendatangkan keberkahan dan kesuksesan. Hanya yang bersabar dalam berbagai ujian yang akan lulus dengan kemenangan.
Ibarat emas berlianyang hanya bisa didapat dengan perjuangan. Digali, dipukul di bur bahkan dibakar sampai meleleh, nanti baru dapat ditemukan emas berlian. Semakin sulit perjuangan mendapatkan, maka akan semakin baik hasil dari sebuah perjuangan.
Kemalasan adalah cikal kegagalan. Kemalasan melahirkan keputus asaan. Berujung pada ketidakberdayaan. Sayang sungguh disayang saat ini semakin banyak yang melayang. Penuh harapan kebahagiaan, tapi tak pernah mau berjuang. Mengandalkan harta warisan. Berakhir pada pertengkaran.
Itulah ironi kehidupan. Setiap orang memburu kebahagiaan, namun tidak mau berjuangan dengan kekuatan. Lebih suka berpangku tangan. Menghidar dari tantangan dan ujian. Sungguh ironis... (blm diedit)
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 5:57 AM 0 comments
Artis Amatiran
Artis Amatiran
Artis memang pandai bersandiwara. Kata-kata dan tindakannya seolah sungguhan adanya. Ia bahkan bisa menangis dan tertawa sebagaimana menangis dalam kesedihan. Air mata akan mengucur deras menggambarkan kesedihan. Air mata mewakili jumlah persoalan yang pecah dan memuncah dalam jiwanya.
Tawanya menggoda seolah ia sedang berbahagia, meskipun ia sendiri merasakan kesedihan. Ia mampu mengekspresikan segala persasaan seolah ia sendiri mengalaminya. Sungguh hebat memang, sebuah tiruan seperti kenyataan.
Namun artis yang dimaksudkan, bukan arti sungguhan. Ia adalah artis yang tidak di undang. Artis yang tidak dibayar. Ia datang sukarela. Berekting tanpa diminta. Tetapi di akhir cerita ia mengiba mendapat bayaran seadanya. Ia bahkan pandai membuat cerita. Padai mengambil hati pendengarnya. Dengan harapan ia akan dibayar sebagaimana yang diharapkannya.
Inilah ironi kehidupan kita. Tanpa dinyana, kita sering ditemui atau menemui artis karbitan. Ia datang dengan berbagai cerita. Ada yang bilang kehilangan harta, kecopetan. Ada yang bilang mencari orang tua, ada juga yang bilang mencari keluarga. Keluh kesah menyertainya. Duka lara diceritakannya untuk mendapat simpati pendengarnya.
Seperti apa yang baru saja terjadi pada suatu masa. Ku temukan seseorang datang ke kantor idaman. Ia datang dengan wajah penuh dengan persoalan. Ia datang ke kediaman. Singkat cerita, ia bilang orang tua sudah tiada. Ibu dan ayahnya telah pergi selamanya. Ia bersudara 2, satu dirinya dan yang lain perempuan di negeri sana. Ia tidak berpapa. Ia hidup menderita.
Pertengahan cerita ia gambarkan bahwa ia sudah sukses kerja di perguruan tinggi ternama. Ia juga sudah berkerja di perusahaan ternama.
Ceritanya dramatis. Membuat orang sampai menangis. Ia terpingkal-pingkal bukan karena senang tetapi terharu dengan kemampuan cerita yang dramatis. Siapapun yang mendengar akan terhipnotis. Ia memang artis.
Sayang-sungguh disayang, diakhir cerita kesuksesan ia meminta imbalan. Ia butuh dana perjalanan. Papua suatu kepulauan yang jauh tenan. Ia pun dengan memelas meminta sumbangan para dermawan agar dapat menghantarkan dirinya sampai ke negeri impian.
Inilah kisah tragis kehidupan. Semoga dapat menyadarkan, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Memberi lebih baik dari pada meminta dan mengiba.
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 12:32 AM 0 comments
Thursday, July 22, 2010
Kehancuran
Kehancuran
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
Kenapa ya sekarang ini orang lebih suka marah? Suka berdebat dan suka mengumbar aurat? Bahkan lebih ironis lagi suka membuka aib diri sendiri di depan umum?
Di media-media masa hampir tidak pernah lepas dari tampilan tampang-tampang artis yang “mempromosikan” kemolekan tubuhnya. Tanpada ada rasa malu, ia pamer apa yang seharusnya dirahasiakan. Bahkan dengan bangga mengabadikan kebejatan dalam media yang menggemparkan.
Ironis, memang kehidupan ini. Semua sudah berbalik 190’. Panutan jadi cemoohan bahkan hujatan dan berdebatan. Sedangkan larangan jadi panutan dan kebanggaan.
Itulah kehidupuan. Kehidupan yang tidak pernah berhenti mencari sensasi. Kehidupan yang tidak pernah berhenti mencari persoalan. Seolah hati kita sudah tertutup dengan awan, tidak dapat membedakan mana ajaran dan larangan.
Perdebatan jadi tontonan. Kebejatan jadi modelan. Kekerasan jadi ajaran. Maka tidak heran jika setiap orang dilahirkan untuk mengalahkan, bukan mencari kebenaran. Rujukan mereka adalah rujukan syaitan. Tuhan dianggap tidak bisa mendatangkan kedamaian. Sehingga mereka mencari kedamaian dengan kepopuleran dan kekayaan. Tidak lagi berfikir bahwa semua hanya titipan.
Manusia memang aneh. Suka mencari sesuatu yang beda. Agar jadi sorotan. Semakin aneh dianggap semakin modern dan dianggap kebenaran. Orang pun berbondong-bondong mengikuti tren kepopuleran tanpa ada pertimbangan kebenaran hakiki.
Kebenaran sudah sangat subjektif. Hanya tergantung siapa yang mengatakan dan kemampuan mempertahankan. Yang bejat diagungkan dan dipuja. Sedangkan yang sholeh disingkirkan dan diabaikan. Sungguh ironis memang kehidupan kita ini. Tidak ada lagi yang tahu kebutaan kita ini. Kita bahkan lebih banyak berdiam mencari aman. Kita tidak berani melawan arus kebobrokan. Karena takut lahan hilang.
Sungguh suatu pertanyaan. Sampai kapan kita akan berjalan dalam kelam. Apakah akan sampai pada titik kehancuran? Atau memang saat ini kita sudah hancur.
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 8:36 PM 0 comments
Kehidupan dan air
Kehidupan dan air
Oleh
Wajiran, S.S., M.A.
(Dosen Universitas Ahmad Dahlan)
Kehidupan itu ibarat air. Ia mengalir dan terus mengalir. Tidak ada kata berhenti sebelum bertemu dengan muara lautan, kematian. Laut adalah tempat peristirahatan sebentar. Laut adalah padang mahshar tempat semua orang dikumpulkan. Mereka menunggu balasan kebaikan dan keburukan selama dalam perjalanan menuju sang pencipta.
Setelah menunggu dan beristirahat beberapa lama. Mereka pun bergiliran pergi menemui sang pencipta. Air yang jernih akan terbang ke angkasa raya menemui penciptanya.
Hanya mereka yang telah terjih pikiran dan hatinya yang dapat bertemu dengan sang pencipta. Semakin jernih ia, maka semakin cepat ia terbang, karena akan semakin ringan. Air yang tulus suci akan menjadi penyejuk kehidupan bahkan kesuburan bagi bumi yang gersang.
Dalam perjalanannya air tidak pernah mengenal putus asa. Ia berprinsip mengarungi kehidupan dengan semangat pantang menyerah. Semakin sering ia bergerak maju, semakin jelas perubahan. Bahkan semakin sering ia bergerak, maka kejernihan batinnya akan segera nampak. Berbeda bagi mereka yang hanya mengendap di kubangan-kubangan. Meraka akan tetap keruh dan tidak terang. Oleh karena itu ia tidak pernah berhenti kecuali sebentar, ia menunggu waktu bergerak. Atau menanti sebentar karena menunggu pulihnya kekuatan. Air terus bergolak terus akan mencari celah sehingga dirinya dapat menggapai impian.
Ia tidak pernah putus asa meskipun dihadang dengan tembok yang membumbung tinggi. Tetapi sebaliknya jika ia bersabar ia akan menemukan jalan. Jalan yang ditempuh bisa yang melewati celah-celah dinding tembok. Jika tidak bisa ia akan menunggu teman-temannya menerjang dengan ombak yang dasyat. Jika tidak bisa juga maka ia akan terbang menjadi awan sampai akhirnya ia pun berhasil menemukan yang ia cari.
Dimanapun, ia selalu memberikan harapan akan kehidupan. Siapapun yang memandang, akan terpesona dengan tampangnya yang menawan. Siapapun yang meminumnya, ia akan menjadi penawar dahaga setiap orang. Siapapun yang merasakan embunnya, ia akan menjadi penyejuk bumi yang gersang. Ia pun dapat menumbuhkan tanaman-tanaman yang kehausan.
Ia tidak pernah mengeluh dengan dirinya yang selalu menjadi korban. Ia selalu melangkah, meskipun berliku, berkelok, bahkan melintasi jalan yang tak pernah lurus. Ia tidak pernah protes kepada Tuhan. Ia bahkan bersyukur dengan segala keadaanya. Ia berprinsip selalu memberikan kemanfaatan bagi kehidupan.
Mungkinkah kita dapat seperti air? Dapatkan kita meniru kehidupan air yang terus mengalir. Tidak mudah putus asa. Tidak mudah menyerah dengan tantangan. Tidak mudah berprasangka buruk kepada Tuhan. Tidak mudah marah dengan rintangan. Betapa mulianya seandainya kita dikaruniai Allah dengan sifat-sifat yang demikian. Subhanallah…
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 5:50 PM 0 comments
Sunday, July 18, 2010
Meraih Kesuksesan
Meraih Kesuksesan
Kesuksesan adalah sebuah kata yang menjadi impian setiap manusia. Karena setiap orang memiliki keinginan atau cita-cita untuk menjadi orang sukses. Meskipun sebenarnya kriteria kesuksesan itu setiap orang bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sukses itu, mereka yang memiliki banyak harta, kedudukan tinggi, pendidikan tinggi dan lain sebagainya.
Namun demikian, tidak semua orang yang memiliki harta banyak dan status sosial yang tinggi dapat merasakan kenikmatan dari apa yang dimiliki. Karena dengan harta yang melimpah, ia merasa khawatir atas hartanya. Khawatir akan kehilangan penghargaan orang lain, seiring dengan hilangnya harta yang dimiliki. Itulah sebabnya orang yang melihatnya kaya, nyaman hidupnya tetapi dibalik itu semua ada misteri yang tidak pernah kita ketahui.
Memang sesungguhnya manusia itu tidak akan pernah merasa puas, bahkan seandainya isi bumi dan langit dikuasinya. Ia tetap akan merasa kurang. Nah dengan demikian apakah yang dimaksudkan dengan kesuksesan itu? Untuk menjawab hal itu tentu kita harus memiliki standar nilai yang jelas. Standar nilai kita adalah Islam. Agama ini mengajarkan bahwa setiap kita adalah pemimpin. Setiap individu memiliki tanggungjawab kepada Allah atas segala nikmat yang diperolehnya selama di dunia. Dengan demikian, di dalam Islam menggariskan bahwa muslim yang sukses adalah mereka yang kuat lahir dan batin, sehingga kekuatan tersebut menjadikannya sebagai imam bagi orang-orang disekitarnya. Keberadaannnya memberikan manfaat bagi seluruh alam. Itulah kunci kesuksesan di dalam islam, yaitu menjadi pribadi yang dapat mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan agamanya.
Untuk mewujudkan impian kita sebagai seorang muslim yang berguna di dunia dan di akherat, membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu setiap muslim harus mempersiapkan diri sedini mungkin agar perannya nanti lebih maksimal. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Rencana yang matang
Kehidupan adalah sebuah perjuangan panjang, penuh liku, penuh hambatan, rintangan dan tantangan. Oleh karena itu diperlukan rencana yang matang untuk dapat melaluinya. Rencana ini akan membawa seorang muslim pada kesadaran atas keberadaan dirinya.
Kesadaran atas keberadaan, berarti memahami siapa dirinya, dimana dan untuk apa keberadaanya itu. Setelah itu disadari betul, maka langkah selanjutnya adalah menyusun langkah-langkah strategis untuk mewujudkan impian itu. Seorang muslim yang sedang menuntut ilmu, tidak akan mencapai sasaran maksimal jika prosesnya tidak dirancanakan. Dalam arti bahwa langkah-langkah strategis itu harus disusun sedemikian rupa. Sehingga aktivitas hidupnya fokus pada pencapaian tujuan. Segala aktiviatas di dalam kehidupan jika direncanakan pasti akan melahirkan capaian yang maksimal.
2. Kerja Keras
Perencanaan yang sudah dibuat harus dikerjakan secepatnya dan setepat mungkin. Karena sebuah perencanaan tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak pernah direalisasikan dalam bentuk aktivitas nyata. Seperti halnya gagasan-gagasan besar tidak akan melahirkan karya besar kalau tidak pernah diwujudkan dengan tindakan nyata.
Di dalam islam semua aktivitas kerja yang tidak bertentangan dengan syari’ah dinamakan ibadah. Dengan demikian kerja adalah ibadah terbesar dalam kehidupan. Bekerja apapun selama untuk mencari ridho Allah akan memberikan nilai ibadah di mata Allah Swt. Oleh karena itu, dalam islam bekerja merupakan bagian dari jihad di jalan Allah.
Pekerjaan yang paling baik adalah pekerjaan yang mendukung pencapaian tujuan hidup kita, terutama tujuan akhirat. Jika kita fokus pada pencapaian tujuan, maka akan semakin mudah kita merealisasikan impian kita tersebut. Ingatlah dalam bekerja kita harus berprinsip kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas. Dismaping itu gunakan juga prinsip mempermudah dan memudahkan urusan orang lain. Karena tujuan kita hanya ridho Allah bukan pujian manusia. Apalagi hal itu juga berkaitan dengan pekerjaan kita. Dengan mempermudah urusan orang lain, maka insya Allah semua urusan kita akan dipermudah oleh Allah Swt.
3. Derma
Islam mengajarkan kepada kaum muslim untuk tidak bersifat kikir atau pelit. Islam bahkan selalu memerintahkan shalat diiringi dengan perintah zakat. Hal ini menunjukan bahwa perintah ini sangat penting bagi pencapaian tujuan kesuksesan kita.
Kita harus menyadari bahwa sebagian dari harta kita ada hak dari orang-orang miskin. Oleh karena itu, kita tidak boleh bersifat kikir, apalagi kepada mereka yang membutuhkannya. Sering-seringlah membagi kebahagiaan atas rezki berupa apapun dengan sesama. Jika diberi kelapangan harta, maka sisihkanlah untuk kegiatan sosial bukan hanya zakat, tetapi juga sodaqoh. Sodaqoh bisa untuk kegiatan masjid, atau kegiatan sosial lainnya. Dengan sodaqoh kita telah membersihkan harta kita, sehingga apa yang kita miliki akan barokah. Kebarokahan inilah yang akan memudahkan kehidupan kita kelak, baik di dunia maupun di akherat.
4. Doa
Bagi kaum muslim, doa adalah senjata pamungkas. Saat segala daya dan upaya telah dilakukan, maka doa dapat kita andalkan sebagai usaha terakhir kita. Karena sehebat apapun kita, kalau tidak diiringi dengan doa maka akan rentan dengan keputusasaan. Meskipun kemampuan kita terbatas, tetapi doa kita kuat, maka Allah akan mempermudah jalan keluar persoalan kita. Inilah sebenarnya yang sering terjadi di dalam kehidupan kita. Kita sering menemukan orang-orang yang kelihatannya biasa-biasa saja, tetapi karena ikatan batinnya kepada Allah dekat, maka hidupnya nampak lebih mudah.
Berdoalah selalu sebelum mengerjakan sesuatu disamping apa yang kita kerjakan itu memang hanya kita tujukan kepada Allah Swt. Doa akan membuka kekuatan yang laur biasa pada diri kita. Meskipun kita jarang menyadari hal itu. Dengan doa, kita akan lebih optimis menghadapi tantangan hidup, bahkan menjalani kehidupan yang sangat sulit sekalipun.
Allah akan mengabulkan doa hamba-hambaNya yang berdoa kepada-Nya (Al-Baqaroh: ). Doa adalah ruhnya ibadah, doa adalah energi bagi kekuatan batin kita.
5. Ridho Orang tua
Di dunia ini tak satupun manusia yang ada tanpa orang tua. Orang tua adalah orang yang melahirkan kita, yang mendidikan kita, dan membesarkan kita baik secara lahir maupun batin. Berkat kedua orang tualah kita ada. Dengan kasih sayang yang dikaruniakan Allah, maka mereka dengan ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa keberadaan kita sangat tergantung dari orang tua kita.
Sebagai seorang muslim, orang tua adalah kehendak pertama. Jika Tuhan saja memerintahkan agar kita taat kepada orang tua, karena memang dari kedua orang tua kitalah penyebab keberadaan kita. Oleh karena itu, kehendak orang tua sangat kuat dan tinggi setelah kehendak Tuhan. Sehebat apapun kita, tetapi kalau orang tua tidak medidhoi atau bahkan murka, maka akan ada alamat kehancuran hidup kita. Ridho Allah tertangung dari ridho orang tua kita (orang tua yang taat).
Orang tua, sekali lagi bukan Cuma orang yang melahirkan kita. Tetapi dapat juga orang yang lebih tua, guru dan siapapun yang telah berjasa membesarkan kita baik secara mental maupun spiritual. Rasa hormat kita akan terbawa pada sikap menghargai kepada mereka. Sikap ini akan mendatangkan kasih sayang, keridhoan dan tentunya rahmat yang tak terhingga dari Allah Swt.
Itulah konsep sederhana untuk dapat meraih kesuksesan di dunia ini. Tentu semuanya harus dibarengi dengan berbagai usaha keras dan keikhlasan. Sekali lagi, semaunya berpulang pada diri kita masing-masing. Wallahua’lam..
Yogyakarta, 12 Juli 2010
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 11:42 PM 0 comments
Kemengan
Kemengan
Banyak diantara kita yang berfikir bahwa kemenangan kita ditentukan dari kemampuan kita mengalahkan orang lain. Kemengan kita harus diiringi dengan derai air mata walan kita. Dengan demikian kita tertawa disisi tangisan lawan kita. Bukan hanya sampai disitu, kita pun sering menyamakan kemenangan dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Oleh karena itu setiap yang sedih dan kalah selalu dianggap sebagai kegagalan.
Jika keemenangan selalu disamakan dengan kekalahan lawan, berarti kita tidak akan pernah menjadi manusia yang bermanfaat. Karena kemenangan yang demikian akan menghilangkan persaudaraan dan potensi lawan untuk ikut menikmati kemenangan kita. Padalah seharusnya kemenangan adalah kebahagiaan hakiki karena kita dapat mengajak semua orang. Baik musuh mauapun kawan untuk menikmati kemenangan tersebut.
Kemengan yang berorientasi pada kekalahan orang lain akan memutus kesuksesan yang lebih besar. Karena dengan begitu kita akan kehilangan lawan yang sebenarnya potensi besar untuk ikut memperkuat kemenangan kita. Contohnya jika seorang pekerja profesional mematok kesuksesan dengan dengan kemampuan ia mengalahkan rekan kerjanya. Maka secara tidak disadari ia telah menciptakan musuh di dalam hidupnya. Dengan demikian ia akan kehilangan rekan sekerja yang sesungguhnya dapat menjadikannya lebih besar dari kemenangannya sendiri.
Lebih ironis lagi sering kita ketemui atasan yang sering berbangga diri, karena kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Ia berbangga bahwa dirinyalah yang menjadikannya perusahaan itu besar. Dengan demikian ia bersikap semena-mena anti kritik dan bersikap diskriminatif terhadap bahwahannya. Hal ini sungguh akan merugikan kemengangan yang telah diperolehnya.
Kita harus sadari sekecil apapun peran orang-orang di lembaga kita. Akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan keberlangsungan dari lembaga yang kita pimpin. Karena yang kita butuhkan adalah kekuatan tersama. Setiiap orang memiliki potensi untuk berpartisipasi di dalam lembaga kita. Meskipun saat ini belum dapat dilihat hasilnya.
Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Namun prinsip ini bukan berarti bersifat diskriminatif. Manusia adalah makhluk yang luar biasa unik dan aneh. Oleh karena itu, setiap orang memiliki kelebihan dan potensi yang tidak segera dapat dilihat potensinya. Semakin dihalangi dan semaki didiskriminasi maka akan menimbulkan kecemburuan sosial. Dengan demikian akan terjadi ketimpangan dalam peran sertanya menunjak perkembangan lembaga yang bersangkutan.
Semangat kebersamaan dan semangat kerja hanya dapat diraih dengan pendekatan yang penuh kasih sayang. Semakin kita mampu memberi pendekatan yang humanis, maka akan semakin kuat juga ikatan batin setiap orang untuk bekerja. Sebaliknya jika kita bersikap diskriminatif maka akan timbul persoalan psikologis yang berkepanjangan. Atau lebih parahnya akan timbul dendam yang berkepanjangan. Sehingga jalannya lembaga kita akan oleh karena ada komponen yang tidak mendukung jalannya roda organisasi kita.
Dengan demikian yang dinamakan kemengan adalah kemampuan kita merangkul semua komponen di dalam lembaga kita. Semakin sinergis setiap komponen itu, maka akan semakin lancar dan semakin mulus jalan meraih kemenangan itu. Bahkan kemenangan kita akan lebih besar lagi. Karena kemenangan kita adalah kemengan kolektif yang serasi dan sinergis. Sungguh jika ini bisa kita jalankan maka kita akan menjadi umat yang sukses dunia dan akherat.
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 11:32 PM 0 comments
Menjadi Generasi Unggulan
Menjadi Generasi Unggulan
Menjadi pelajar (remaja) merupakan karunia Allah yang luar biasa. Pada masa inilah Allah memberi kesempatan kepada setiap manusia mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pada masa remaja ini Allah memberikan beberapa kelebihan; waktu, tenaga, pemikiran, semangat dan keistimewaan lainnya.
Pada masa remaja ini hendaknya dipergunakan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan diri untuk mengemban amanah kehidupan. Usaha mempersiapkan diri itu hanya bisa dilakukan dengan mencari bekal ilmu sebanyak-banyaknya. Dengan ilmu inilah yang nantinya akan merubah diri kita dari orang biasa menjadi luar biasa. Generasi luar biasa adalah generasi yang kuat baik lahir maupun batin. Ia tidak mudah putus asa dengan cobaan, rintangan dan halangan, tetapi selalu bersemangat dalam menyambut tantangan kehidupan.
Usaha yang dilakukan untuk mewujudkan manusia unggul diperlukan adanya kesadaran diri yang matang. Kesadaran diri tersebut dilandasi atas pemahaman bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah. Manusia diciptakan dengan berbagai kekurangan, namun dengan usaha keras dapat bangkit dan memperbaiki diri. Agar terwujud apa yang menjadi tujuan tersebut, seorang remaja wajib melakukan hal-hal sebagai berikut;
1. Mengenali diri sendiri/potensi diri
Who am I?
What I have to do?
2. Memaksimalkan potensi diri
3. Menejemen waktu yang bagus
Belajar
Organisasi
Pengembangan bakat
4. Penanaman misi hidup yang jelas
Mengenali diri sendiri/potensi diri
Untuk dapat memahami potensi diri tentunya harus dilandasi dengan pemahaman diri terlebih dahulu. Kesadaran diri yang dimaksud adalah kesadaran bahwa dia punya tanggungjawab dengan posisi yang saat ini diemban, apakah sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai dan lain sebagainya. Jika ia sebagai pelajar, maka dirinya memiliki tugas utama belajar. Belajar adalah aktivitas utama yang harus dilakukan olehnya, baik belajar formal disekolah maupun nonformal, di organisasi atau yang lainnya. Tentunya perlu diingat bahwa aktivitas belajar yang utama bagi pelajar adalah membaca dan menulis.
Pemahaman potensi diri sangat mendukung usaha yang akan dilakukan untuk mewujudkan impianya. Jika seseorang memiliki suatu potensi dan tidak dikembangkan, maka potensi itu tidak akan pernah ada manfaatnya. Tetapi sebaliknya jika ada potensi dan ada usaha, maka akan lahirlah sebuah karya besar dari orang tersebut. Seperti contoh, orang yang memiliki potensi Bahasa Inggris, tetapi karena dia tidak memahami bahwa dia berpotensi dan terus belajar mengembangkan ketrampilan lain, maka potensinya tersebut tidak akan pernah terasah. Bahkan tidak akan pernah muncul dalam karya orang tersebut.
Pemahaman terhadap potensi akan mempercepat seseorang merealisasikan impiannya. Pemahaman akan potensi membawa pada arah pengembangan diri yang jelas. Potensi yang jelas akan mempermudah seseorang di dalam mempelajari sesuatu. Bahkan dengan pemahaman ini orang tersebut akan merasa termotivasi untuk berkarya yang lebih besar. Hal itu dikarenakan aktivitasnya akan fokus pada pengembangan potensi yang memang sudah menjadi harapan dan cita-citanya.
Pada saat itulah kita harus memaksimalkan pengembangan potensi diri kita. Pengembangan ini harus dilakukan dengan usaha yang keras, tekun dan sungguh-sungguh. Usaha keras artinya melakukan aktivitas penunjang lebih dari rata-rata. Jika orang lain belajar hanya satu jam perhari, maka mereka yang berpotensi harus lebih dari itu. Tekun berarti aktivitas itu dilakukan secara terus menerus dan tidak mudah bosan. Tidak musiman atau ngot-ngotan. Usaha yang dilakukan berualang-ulang akan menghasilkan karya yang maksimal. Karena semakin sering diulang, otak kita akan semakin mudah untuk merekam segala apa yang sudah kita baca atau kita lakukan.
Ketiga, sungguh-sungguh adalah bahwa niat yang kuat akan memberikan tenaga pada seseorang untuk melakukan sesuatu. Niat yang kuat (sungguh-sungguh) akan meringankan kerja berat orang tersebut. Inilah nantinya yang akan mengantarkan seseorang pada gerbang kesuksesan di dalam meraih impian dalam kehidupan ini.
Selanjutnya, usaha keras hanya akan berhasil jika di iringi dengan menejemen waktu yang bagus. Menejemen waktu adalah cara kita membagi waktu selama 24 jam. Setiap aktivitas harian harus benar-benar diperhatikan manfaatnya. Karena jika salah membagi waktu, maka hidup kita akan sia-sia. Waktu yang digunakan secara efektif akan melahirkan karya yang luar biasa. Sayangnya kebanyakan dari kita tidak pernah memperhatikan hal ini, sehingga hidup kita dari waktu kewaktu tidak ada kemajuan berarti.
Agar hidup kita lebih terarah dan bermanfaat, maka kita harus memiliki komunitas. Komunitas ini adalah media sekaligus wahana kita belajar dan mempraktekan ilmu kita. Komunitas ini tergantung dari minat dan bakat kita. Bagi pelajar kita dapat aktif di organisasi kesiswaan (OSI, IPM dll.). Hal ini akan sangat membentu pengembangan mental dan ketrampilan sosial kita. Organisasi kesiswaan menjadi pengawas sosial, lahan dakwah dan latihan memimpin umat. Inilah cara efektif mewujudkan generasi sukses dunia akherat.
Langkah-langkah tersebut di atas merupakan modal bagi kita untuk dapat mewujudkan impian kita. Oleh karena itu, perlu kiranya kita menggali potensi diri kita secara maksimal, sehingga kita akan semakin mudah meraih impian tersebut. Misi hidup kita tidak lain adalah menjadikan diri kita pemimpin umat, atau paling tidak menjadi umat yang utama, yaitu umat yang dapat memberikan kemanfaatan bagi orang lain.
Akhirnya, mudah-mudahan tulisan sederhana ini mampu menggugah kesadaran kita bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan mimpi-mimpi besar dan tentunya usaha-usaha yang lebih keras. Mimpi dan usaha keras itu tentunya juga harus diiringi dengan doa yang sungguh-sungguh. Karena hanya Allah lah yang menentukan masa depan kita, sehingga dengan doa itu kita akan mendapat kemudahan dan keselamatan dunia sampai akherat nanti. Semoga.. amin..
BIODATA PENULIS
Nama : Wajiran
Ttl : 18 Desember 1979
Panggilan : Wazier
Pekerjaan : Dosen
Alamat : Demangan, Gunungan Kec. Pleret-Bantul
Website : http://www.wajirannet.blogspot.com
e-mail : wazier79@yahoo.com
Riwayat pendidikan
SD N 1 Bandar Agung di Lampung 1992
SMP N 2 Banjit di Lampung 1995
SMK MUH. 2 Playen-Gunungkidul 1998
S1 Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan 2003
S2 Fakultas Ilmu Budaya UGM 2010
Pondok Pesantren Ar Ruhamaa’ Playen 1998
Riwayat Organisasi
Kabid Dakwah IRM SMK Muh. 2 Playen (Kl gk salah he..he) 1997
Ketua 1 IMM PSH UAD 1999
Ketua Umum IMM PSH UAD 2000
Ketua Umum Korkom IMM UAD 2002
Ketua Bidang Sains dan Budaya IMM DPD DIY 2003-2004
Wakil Sekretaris MTDK PWM DIY 2005 – 2009
Jabatan lain
Dosen Sastra Inggris 2003 - sekarang
Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa UAD 2007 - 2009
Sekjen KAMADA 2005-2009
Anggota Badan Penjamin Mutu Universitas Ahmad Dahlan 2009 -2010
Motto Hidup:
“Never Give up to Keep Moving”
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 11:29 PM 0 comments
Berfikir Positif
Berfikir Positif
Kehidupan kita tidak akan pernah lepas dari persoalan. Setinggi apapun posisi sosial kita, pasti persaolan akan menimpa kita. Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang, maka semakin berat juga persoalan yang dihadapi. Itulah sebabnya untuk meraih kesuksesan di dalam hidup ini diperlukan strategi agar persoalan yang kita hadpai tidak semakin sulit atau memperpuruk kehidupan kita.
Strategi yang perlu dilakukan agar dapat mesikapi persoalann hidup secara damai adalah dengan cara mengendalikan emosi kita. Emosi yang ada dalam didri kita itu sangat tergantung dari cara kita mengendalikan diri. Dimana pengendalian diri dipengaruhi oleh cara berfikir kita. Cara pandang atau cara berfikir inilah yang akan mewarnai cara menyikapi persoalan hidup kita. Jika kita memandang secara berat suatu persoalan, maka persoalan itu kan menjadi berat atau lebih berat dari sesunggunya. Demikian juga sebaliknya.
Sayangnya, kita sering mendramatisir persoalan hidup kita. Kita sering mudah mengeluh dengan persoalan-persoalan ringan yang sebenarnya justru akan memperberat kita sendiri. Kita sering mengeluh karena hujan, tetapi sisi lain kita juga mengeluh ketika panas. Cara pandang yang negatif terhadap suatu persoalan akan menjadikan segala sesuatu menjadi berat dan sulit. Bahkan persoalan biasa akan tanpak mengerikan karena cara pandang kita yang salah.
Sesungguhnya Islam mengajarkan kepada kita agar kita berfikir positif terhadap segala persoalan hidup. Islam mengajarkan bahwa kehidupan adalah ujian. Karena dengan ujian itu kita akan mendapatkan imbalan atau manfaat. Jika kita dapat melalui persoaln yang rumit, maka kita akan menjadi orang yang selamat bahkan jika persoalan hidup kit lebih rmit dari yang lain, maka jaminannya kemuliaan pada diri kita di sisi Allah Swt.
Pandangan positif itu hanya akan timbul pada diri kita jika kita pasrah pada kehendak Allah swt. Kepasrahan itu akan mendatangkan keikhlasan atas segala sesuatu, baik itu enak maupun sulit. Prinsipnya semakin tinggi kepercayaan seseorang kepada ketentuan Allah, akan semain mantap pula keyakinannya itu.
Berfikir positif akan mendatangkan kedamaian, ketentraman dan kesejukan dalam hidup. Dengan demikian, kehidupan kita akan menjadi cermin bagi saudar-saudara kita. Kita tidak akan pernahmengeluh apalagi putusa asa atas segala rahmat dari Allah swt. Orang-orang yang berfikir positif berkeyakinan bahwa semua datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Itulah sebabnya islam mengajarkan untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Allah semata. Dunia adalah temapt menanam sedangkan segala yang kita miliki adalah titipan. Kewajiban kita hanya menjaga dan memanfaatkan demi kebaikan sesama. Semoga dengan berfikir positif hidup kita akan lebih terang, tentarm dan akkan lahir karya besar dalam kehidupan kita. Semoga. Amin..
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 11:27 PM 0 comments