Mental Pengemis
Oleh
Wajiran, S.S., M.A.
(Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Entah apa yang terjadi pada diri kita sehingga kita sering lebih suka meminta daripada memberi. Kita lebih suka berpangku tangan, entah tentang persoalan diri sendiri apalagi persoalan orang lain. Kita mengabaikan tanggungjawab kita dan memilih menikmati hidup sesuai dengan kehendak kita. Ditambah lagi kita tidak pernah mau menyadari bahwa diri kita memiliki tanggungjawab yang sangat besar terhadap kehidupan ini.
Kita manusia diciptakan sebagai kholifah, pemimpin. Kita diharapkan dapat memberi kebaikan dengan kelebihan atau dengan potensi yang ada di dalam diri kita. Jika kita berlebih harta, diharap berjihad dengan harta, demikian juga dengan kelebihan kita akan tenaga, waktu, ilmu, waktu luang bahkan kelapangan dada kita pun harus kita manfaatkan untuk kebaikan bersama. Doa kita adalah bagian terpenting untuk merubah kehidupan dunia ini agar lebih baik. Doa adalah kekuatan terakhir, jika kita tidak mampu berjihad dengan kekuatan lainya. Doa adalah jihad yang paling rendah bagi seorang muslim.
Jika hidup kita hanya mengalir mengikuti arus, maka sudah dapat dipastikan kita tidak akan memiliki kontribusi apa-apa dalam kehidupan ini. Kita tidak akan dapat mempengaruhi atau merubah kaum kita. karena dengan mengikuti arus, kita sendiri tergelincir dalam kehidupan yang tidak pasti. Oleh karena itu kita harus melawan arus kehidupan, jika memang kehidupan saat ini jauh dari apa yang diharapkan dalam Islam.
Berpatokanlah pada agama agar kehidupan ini terarah. Agama adalah pedoman dan pegangan hidup yang harus dipegang secara teguh dan konsisten. Memang tidak mudah memegang komitmen itu. Akan ada pertentangan, perlawanan bahkan fitnah yang bakal kita hadapi. Tapi jika kita lulus dari semua itu, nama kita dan jasa kita akan menjadi legenda dalam kehidupan ini. Dan ingatlah apapun yang kita kerjakan bukan semata-mata untuk manusia, tetapi perjuangan itu semata untuk Allah semata. Jika kita gagal, kita tidak akan putus asa. Demikian juga kalau kita berhasil, kita tidak akan buta terhadap sanjungan dari manusia.
Perjuangkanlah setiap gagasan yang berdasar atas kebenaran. Setiap gagasan yang disampaikan akan memberikan pengaruh kepada orang lain. Minimal mengingatkan orang lain, atau sekedar menunjukan kebenaran itu. Gagasan yang di bagikan akan menjadi dinamika yang baik bagi kehidupan. Berbeda halnya jika gagasan itu tidak disampaikan dan bahkan hanya menjadi gerundelan di belakang. Gagasan yang tidak dibagikan ibarat api dalam sekam, kapan saja siap meledak dan tak terkendalikan.
Lakukan setiap kebaikan meskipun itu sedikit. Kerjakan secara terus menerus kebaikan itu agar nanti menjadi besar. Sadari bahwa yang besar itu dimulai dari yang kecil. Kesempurnaan dimulai dari kekurangan-kekurangan. Tidak ada satu hal pun yang terlahir dengan sempurna. Semuanya memerlukan proses dan waktu yang terus menerus bertumbuh dan berkembang. Seperti sebuah gedung yang harus diawali dari pembangunan fondasi. Fondasi yang paling dasar adalah kekuatan utama dari sebuah bangunan. Jika fondasinya tidak kuat, alamat keruntuhan bangungan itu. Meskipun fondasi tidak nampak tetapi ia memiliki peran besar dalam kehidupan sebuah bangunan. Semakin dalam dan semakin tidak nampak, fondasi akan semakin kokoh.
Fondasi adalah simbul kedalaman ilmu yang ada jauh di dalam diri seseorang. Ia tidak seperti harta, atau kekayaan lainnya tetapi ada di dasar diri setiap orang. Orang yang berilmu akan memiliki kekuatan lahir dan batin yang luar biasa di dalam mengarungi kehidupan ini. Itulah kekuatan yang tidak dapat disembunyikan dalam kehidupan ini. Ilmu adalah bekal terbaik dalam kehidupan ia bisa dibawa kemana saja. Ia bukan menjadi beban tetapi justru dapat menyelamatkan diri kita.
Dengan berbekal ilmu itulah jadikan dirimu pelita dalam kehidupan ini. Meskipun saat ini kamu dihujat, dicacimaki, diremehkan dan mungkin dikucilkan, jangan pernah menyerah karena itu adalah ujian dalam kehidupan mu. Ujian itu akan menjadikkan mu besar. Ibarat mutiara, saat ini kamu sedang diolah. Kamu sedang dirancang. Oleh karena itu kamu harus siap digembleng dengan berbagai persoalan dalam kehidan. Semakin berat dan semakin sulit persoalan yang kamu hadapi maka akan semakin sempurna kehidupan mu kelak. Emas dan muatiara hanya terlahir dari proses yang cukup panjang dan melelahkan. Jika putus di tengah jalan maka tidak akan disbut kesempurnaan.
Mulailah dari sekarang juga. Mumpung masih ada kesempatan. Masih ada waktu untuk berbenah. Masih ada kekuatan. Masih ada niat dalam kehidupn untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Niat adalah modal utama setiap orang untuk dapat merubah diri. Karena niat adalah kekuatan di dalam diri yang sangat berharga dalam kehidupan ini. Banyak orang yang sesungguhnya berpotensi, tetapi karena tidak memiliki niat yang kuat mereka hancur dan hilang dengan sendirinya. Mereka yang tidak memiliki niat yang kuat akan hanyut terbawa arus derasnya kehidupan yang sangat mengerikan ini.
Semoga kita diberi kekuatan dan keselamatan sehingga kita bisa mencampai tujuan hidup kita. amien..
Angkringan Jl. Pramuka, 09 Agustus 2010
Sunday, August 8, 2010
Mental Pengemis
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 5:28 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment