Oleh
Wajiran
(Dosen Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan Yogykarta)
Hidupmu tidak akan pernah menemukan ketenangan. Jika dunia jadi ukuran. Jika kekayaan, jika kecantikan, jika kedudukan kau jadikan barometer kebahagiaan, maka kebahagiaan tidak akan datang padamu.
Kebahagiaan yang hakiki hanya pada Tuhan. Keikhlasan, ketulusan, dan kepasrahan akan melapangkan dadamu. Kau tidak akan merana karena kemiskinan. Kau tidak akan sengsara karena tidak dihargai ataupun tidak berkedudukan. Kau tidak akan pernah murka karena ketidakcantikan.
Kiblatmu yang saat ini masih pada meteri duniawi menjadikan hatimu sesak. Kau telah salah berkiblat. Kau telah salah memandang. Kau lihat mereka yang kaya dan berkedudukan. Kau anggap mereka segalanya. Kau anggap mereka bahagia dan lebih abadi dari mu. Padahal mereka juga kering sepertimu. Mereka juga gersang seperti hatimu.
Kekayaan dan kedudukan telah menjadikan mereka angkuh. Hati mereka tertutup dengan ketakutan mereka. Mereka selalu was-was akan kehilangan jabatan dan kekayaan. Hati mereka sombong karena itu hati mereka tertutup. Tertutup oleh cahaya kebenaran. Dan mereka pun berada dalam kegelisahan tiada tara. Mereka hampir binasa karenanya.
Jangan salah kiblat. Perbaikilah arah jalur hidupmu agar kau temukan tujuan hakiki dalam perjalananmu. Pasrahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Serahkan segala persoalan dan tantangan kepada-Nya. Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik kepada kita semua.
Hanya satu yang perlu kamu ingat dalam hidupmu. Berjalanlah sebagaimana air yang mengalir. Berjalanlah sebagaimana alur yang telah ditentukan. Meskipun kamu harus berbelok, meliuk, dan terkadang mendaki. Semua harus kau jalani dengan keikhlasan. Dengan keridhoan menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, kau akan rasakan kenikmatan yang tidak ada bandingan. Kau akan merasa hidup bagai disorga. Segala kebutuhan terpenuhi. Dan tidak ada lagi kesumpekan dalam batin mu.
Ketika kau rasakan sesuatu yang mengganjal dalam dirimu berarti kau telah berbuat sesuatu yang salah. Carilah dan renungkanlah apa yang telah membuatmu sesak. Carilah apa yang telah mengganjal dalam hatimu. Jika kau bisa menemukan, maka persoalan hidupmu sudah pasti akan terselesaikan.
Jangan pernah kau bergantung selain kepada-Nya. Karena Ia tidak akan rela. Ia akan memberikan segalanya dan jangan khawatir dengan keputusan yang ada. Ia tidak pernah murka kecuali kau diciderai-Nya. Dan Ia akan memberikansegala yang ada demi makhluknya yang paling sempurna.
Manusia hanya hama. Setiap saat pasti binasa. Setiap saat pasti tiada. Hanya menunggu waktu. Hanya berharap sesuatu akan mendatangkan kepada-Nya. Yaitu kiyamat namanya. Kiamat adalah waktu yang paling dinantinya. Kiamat akan menjadi titik kulminasi segala urusan. Segala persoalan akan diberikan keputusan. Dan pada saat itulah kebenaran baru akan tampak. Siapa yang sehat dan siapa yang penjahat akan ditampakan-Nya.
Percaya dirilah bagi dirimu yang telah ridho pada-Nya. Ia tidak akan disiksa. Ia tidak akan dimurka. Tapi Ia akan menadapatkan surga. Surga jannatunna’im namanya.
Hanya orang-orang pilihan yang bisa mencapainya. Orang-orang pilihan yang akan mencapainya adalah mereka yang alim. Mereka yang dengan segala daya berusaha merebutnya. Melakukan yang terbaik atas kedudukannya. Ia sebagai hamba beribadah sebaik-baiknya. Ia sebagai kholifah memimpin dengan sempurna.
Memang banyak diantara mereka yang selamat ketika menjadi hamba sahaya. Ia tidak banyak berbuat dosa. Ia nrimo apa adanya. Tidak neko-neko. Berbeda halnya dengan kholifah pada umumnya. Setiap saat terjerembak dalam kubangan yang berbahaya. Ia menipu perkumpulannya. Ia memanipulasi datanya. Ia makan harta rakyatnya. Bahkan ia makan darah daging anak buahnya. Sungguh luar biasa godaan bagi pemimpin sekarang. Kalau tidak kuat keridhoaanya, ia akan binasa dengan jabatannya. Egonya akan semakin membabibuta. Ia akan sengsara selama-lamanya.
Peganganmu hanya satu, pasrah dan jangan serakah. Keserakahan akan membinasakanmu dengan berbagai jeratan. Keserakahan akan menjadikanmu tergerogoti dengan penyakit yang ada di dalam tubuhmu. Dan kau akan mati kutu. Mati tampa arti. Mati dalam hujatan dan makian. Kalau sudah demikian jangan harap ada jalan kembali. Semua sudah akan ditutup. Orang sudah tidak akan memandangmu. Semua akan mencacimu dan habislah riwayatmu.
Berdoalah agar Ia selalu menuntunmu. Berdoalah agar ia memberikan jalan terang. Jalan yang bisa selalu membawamu dalam titik penghabisan padang masyar yang sangat ditunggu. Semoga kau akan bersatu kembali dengan Yang Paling Hakiki. Wallahua’lamu bishshawab.
Yogyakarta, 10 Juli 2007 21:40
0 comments:
Post a Comment