Cinta kepada Allah
Oleh
Wajiran, S.S., M.A.
(Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
Saudaraku sesungguhnya tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup kita kecuali keberhasilan kita mendapatkan cinta dari Allah swt. Cinta Allah kepada kita adalah satu-satunya tanda akan keselamatan kita di dunia dan juga di akherat nanti.
Oleh karena itu, hidup kita haruslah tidak pernah lepas dari kiblat kita untuk mendapatkan cinta Allah. Cintailah Allah dan rosul-Nya dengan cara mengikuti segala perintah dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya. Semakin besar cinta kita kepada-Nya, maka semakin besar pula cinta Allah kepada kita. Bukti cinta kita kepada Allah adalah niatan dan tindakan kita yang tidak pernah lepas dari mencari ridho Allah semata. Bukan tindakan yang mengaharap pujian dari manusia. Bukan tindakan yang mengharap balasan materi duniawi semata.
Semakin besar usaha kita mendekati Allah, maka semakin besar juga cinta Allah kepada kita. Allah tidak akan sekali-kali mengesampingkan hamba-Nya yang secara sungguh-sungguh berjuang di jalan-Nya. Namun demikian membuktikan kecintaan kepada Allah bukanlah hal yang mudah. Semua itu membutuhkan perjuangan dan perjuangan. Allah pasti akan menguji orang-orang yang menyatakan bahwa dirinya mencintai Allah. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah dalam hadits berikut ini;
Sesungguhnya besarnya pahala mengikut pada besarnya cobaan. Sesungguh Allah apabila mencintai suatu kaum, pasti Dia menimpakan cobaan-Nya kepada meereka. Barang siapa yang ridho, dia akan mendapat keridhaan-Nya; dan barang siapa yang marah, maka dia akan mendapat murka-Nya. (al-hadits)
Ujian yang ditimpakan kepada kita itu tidak lain adalah sekedar untuk menguji sejauh mana cinta kita kepada-Nya. Kita kita benar-benar ikhlas dan tulus mencari ridho Allah maka pahalanya sungguh akan lebih besar daripada apa yang kita korbankan selama hidup kita di dunia ini. Ujian dan coba yang ditimpakan kepada kita harus kita hadapi dengan kesabaran dan keteguhan. Karena hanya itulah modal yang sesungguhnya dalam kehidupan kita. Allah swt berfirman;
Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ikhwal mu. (Q.S. Muhammad: 31).
Setelah cobaan yang bertubi-tubi datang kepada kita. Maka akan diketahui sejauh mana kualitas kecintaan kita kepada Allah swt. jika kita tidak menggerutu, tidak mengumpat dan menerima segala cobaan yang menimpa diri kita. Dengan kesadaran bahwa segalanya datang dari Allah, maka kita adalah orang-orang yang mendapatkan keberuntungan dan keselamatan di dunia dan di akherat. Ingatlah sesungguhnya apa yang datang dari Allah itu lebih baik.
Orang yang paling berat cobaannya adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw ketika ditanya oleh sa’d bin Abu Waqqash “Siapakah orang yag paling berat cobaanya?” maka Rasulullah bersabda;
“Para nabi, kemudian orang-orang yang berada di bawah mereka dan orang-orang yang di bawahnya lagi. Seorang hamba akan diuji sesuai dengan kemampuan agamanya; apabila agamanya kuat, maka cobaannya kuat pual dan jika dalam agamanya terdapat kerapuhan, maka dia mendapat cobaan sesuai dengan kemampuannya. Cobaan tiada hentinya akan mendera seorang hamba hingga membiarkanya berjalan di muka bumi, sedang dia tidak mempuyai suatu dosa pun.” (HR. Tirmidzi dinilai hasan shahih oleh Al-Albani).
Demikianlah saudaraku, Allah akan memberikan cobaan kepada setiap hamba-Nya sebagai upaya menguji ketulusan dan keikhlasan kita menerima dan menjalani kehidupan ini. Hidup kita adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan karena kita adalah sebagai khalifah atau sebagai pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berani berkorban atas apa yang dipimpinnya. Ia adalah segala-galanya bagi yang dipimpinnya, yaitu seluruh manusia yang berada di bumi ini. Dan ingatlah bahwa semakin besar cobaan berarti semakin besar pula cinta Allah dan karena itu pahalahnya pun akan semakin besar. “Demikianlah keadaan kami; cobaan dilipatgandakan atas kami dan pahalanya dilipatgandakan pula bagi kami”. Mudah-mudahan Allah selalu memberi kekuatan kepada kita. Amin.
Yogyakarta, 16 Februari 2008
Tuesday, June 22, 2010
Cinta kepada Allah
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 9:24 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment