Menanti Kesuksesan
Banyak mungkin di atara kita yang sering tidak sabar dengan berbagai persoalan di dalam kehidupan ini. Baik berkenaan dengan karir, bisnis, maupun segala persoalan kehidupan. Banyak di antara kita yang mudah menyerah dengan keadaaan yang sulit. Akibatnya ada yang frustasi, ada pulang yang sudah menyerah kalah sebelum perang. Bahkan ada yang stagnan, karena merasa tidak mampu dan tidak seperti yang lain.
Kalaupun ada yang mencoba meraih impian, itupun sekedar karena kewajiban atau sekedar mengikuti mode atau tren masyarakat di sekitarnya. Itupun sering tidak maksimal kita lakukan. Seorang mahasiswa tidak akan membaca kecuali mau ujian. Atau mengerjakan tulis/baca hanya ketika diberi tugas oleh dosennya. Ia bahkan tidak menyadari, bahwa kewajiban utama mereka adalah membaca dan menulis. Walhasil, apa yang mereka dapatkan pun tidak maksimal. Mereka hanya mengejar indeks prestasi yang tinggi tetapi tidak mau berusaha keras untuk mewujudkan hal itu. Dan kebiasaan ini berlanjut ketika mereka terjun di masyarakat. Inilah awal mula kebobrokan mental masyarakat kita.
Pertanyaannya kemudian. Kenapa kita sering melakukan kebaikan menunggu diperintah orang lain? Kenapa untuk meraih impian harus dipaksa orang lain? Bukankah kita punya potensi sendiri untuk mewujudkanya?
Mengerjakan sesuatu secara tulus mencari ridho Allah adalah pahala terbaik dalam hidup kita. Karena mengerjakan dengan ketulusan akan mendatangkan ketenangan dan ketulusan di dalam berkarya. Dan inilah yang nantinya akan menghantarkan keselamatan kita di dunia dan akherat. Meskipun kita harus sabar menunggu.
Kita tidak perlu mencari perhatian, pujian ataupun penghargaan dari manusia. Tetapi kerjakanlan segala sesuatu sebaik mungkin demi kehidupan. Kita harus mengerjakan segala sesuatu setulus mungkin. Selama apa yang kita kerjakan itu bermanfaat bagi manusia, maka akan memberikan manfaat juga bagi kehidupan kita. Jangan mengharapakan balasaan sesaat, atau pada saat itu juga. Tetapi yakinlah bahwa amalan yang bermanfaat akan dibalas dengan kebaikan oleh yang maha kuasa.
Jika memang saat ini belum dapat dirasakan dampak atau manfaatnya. Bersabarlah bahwa suatu saat akan kita petik hikmahnya. Ibarat bertani, saat ini kita sedang bertanam. Saat ini adalah masa-masa menanti panen datang. Akan kita tunggu beberapa bulan kemudian, baru dapat kita rasakan hasil dari jerih payah dari apa yang sudah kita lakukan. Ada yang cukup menunggu beberapa minggu, bulan, tetapi ada juga yang harus menunggu bertahun-tahun. Ketahuilah mereka yang menanam bertahun-tahun lamanya mendapat imbalan yang setimpal dari apa yang diusahakannya. Semakin lama dan semakin besar perjuangan, maka semakin besar pula imbalannya. Bukankkah itu keadilan dari Tuhan? Semoga kita bukan termasuk orang yang mudah putus asa dengan berbagai cobaan atas kekurangan maupun cobaan dalam hidup kita. Amin....
Yogyakarta, 5 Juli 2010 jam 10:48
Monday, July 5, 2010
Menanti Kesuksesan
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 9:12 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment