Mutiara dari Batu Karang
Segala sesuatu akan sangat tergantung pada siapa yang menggunakan. Waktu luang akan menjadi bermanfaat jika digunkana secara positif, tetapi waktu luang juga bisa membunuh seseorang secara perlahan jika tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Karya abadi bukan ditentukan dari jumlah besarnya, tetapi dari sejauh mana manfaatnya dalam kehidupan. Memiliki uang banyak bukan berarti kaya, jika pikiran dan perasaannya dihinggapi rasa wawas akan kehilangan uang tersebut. Sebagamana kita sering melihat orang kaya yang selalu mengeluh hanya karena kenaikan harga cabai, yang sebenarnya sedikitpun tidak akan mengurangi kekayaannya. Demikian juga orang yang katanya “cerdas”, yang dianggap banyak ilmu, tetapi ilmu tidak menjadikannya tenang dan bersahaja, tetapi sebaliknya, hatinya semakin kering dari kasih sayang dan kedamaian dengan sesama. Kesombongan karena ilmunya telah membuatnya bimbang dan oleng. Itulah jika kecongkakan yang diunggulkan. Apapun tidak akan mendatangkan kemanfaatan.
Sesungguhnya, kita akan lebih mermana jika kita bisa berbagi. Harta sedikit kalau dibagi akan mendatangkan kedamaian hati, karena tidak ada yang iri hati. Demikian juga dengan ilmu yang sedikit, jika diamalakan secara sungguh-sungguh dan dengan keikhlasan akan mendatangkan kedamaian. Bahkan akan mendorong orang mencapai sesuatu yang lebih besar karena terpesona oleh keikhlasan kita.
Intinya kita harus ikhlas memberikan sesuatu. Apakah itu perhatian, waktu, harta benda bahkan kerelaan kita melihat orang lain sukses, bahkan lebih sukses dari kita. Kegaduhan dan kekhawatiran kita adalah sebab kita tidak pernah menghendaki orang lain lebih baik dari kita. Kita selalu berharap kita paling baik, paling segalanya. Walhasil, hati kita terkotori dengan perasaan iri, dengki dan permusuhan.
Hidup itu tergantung bagaimana kita berfikir dan bersikap. Jangan pernah berharap kedamaian jika masih ada dalam hati kita untuk disanjung dan dihormati orang lain. Pujian dan rasa hormat dari manusia bukan tujuan hidup kita sesungguhnnya. Demi Allah, hanya Allah lah yang akan menentukan siapa kita sesungguhnya. Meskipun kita dihujat, dicaci maki, diabaikan, tetapi lihatlah tetapa mulianya mereka yang tahan uji dari berbagai hujatan dan hinaan itu. Mereka adalah mutiara yang terlahir dari kerasnya batu karang yang maha keras itu. Semoga kita termasuk orang-orang yang mudah menerima nasehat sehingga kita akan menemukan kebahagiaan hakiki dalam hidup kita... Amin...
Tuesday, June 29, 2010
Mutiara dari Batu Karang
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 4:16 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment