Kemenangan
Kita sering salah mempersepsikan kesuksesan atau kemenangan dalam kehidupan kita. Kita sering beranggapan bahwa kemenangan adalah ketika kita bisa mengalahkan orang lain. Akibatnya, kita sering menjalani kehidupan sebagaimana permainan. Permainan dimana tujuan akhirnya adalah kemenangan diri kita diatas kekalahan orang lain. Hidup kita sering kita samakan dengan permainan sepak bola. Kita sering menendang, menyikut, menjegal bahkan dengan berbagai cara agar lawan kita rubuh terkalahkan. Dengan demikian kita beranggapan bahwa kebesaran kita karena kita bisa mengucilkan atau mengecilkan kolega yang kita anggap lawan.
Jika kemenangan kita ditentukan oleh kekalahan orang lain, berarti kita telah memutus kemengan orang lain. Itu berarti kita memutus harapan dan cita-cita orang lain yang ingin mendapatkan kemenangan. Yang berarti juga mengurangi kesempatan mereka untuk mendapatkan kemenangan.
Hidup bukan sekedar mencari kepuasan diri sendiri, tetapi kepuasan orang lain. Dalam kehidupan berbeda dengan permainan sepak bola, dimana ada lawan yang dikalahkan. Kemenangan sejati dalam kehidupan adalah ketika kita bisa merangkul semua menjadi pemenang. Dengan begitu tidak akan ada pihak yang dirugikan. Tidak ada pihak yang dikecewakan. Karena sesungguhnya mereka pun mengharapkan kebahagiaan dan kesuksesan sebagaimana yang kita impi-impikan. Itulah sebabnya mengapa kita sering salah beranggapan dengan kehidupan ini. Kita sering menyamakan kehidupan dengan permainan bola. Pola pikir kita sama dengan mereka, sehingga mereka yang memiliki seragam berbeda kita anggap musuh, meskipun sebenarnya mereka saudara kita sendiri. Mereka sering kita kucilkan, kita tendang kemana-mana dengan kata-kata cacian dan makian. Sedikit saja mereka berbeda dengan, kita anggap kafir dan tidak boleh menang. Bukan hanya itu, kita pun sering mengumpat, mencaci maki, meremehkan kolega kita sendiri. Demi pengakuan atas kemenangan itu. Kita sering mengesampingkan kemenangan tim kesebelasan kita sendiri. Karena kita merasa berjasa atas kemenangan. Kita mengunggulkan ego kita sendiri. Menganggap orang lain tidak berperan apa-apa atas keberhasilan kesebelasan kita.
Sungguh naif memang pola pikir kita. Bukankah Allah melarang hambanya saling bermusuhan? Bukankah Allah menganjurkan perasaudaraan? Kata-kata menjatuhkan adalah awal dari keruntuhan kita sendiri.
Semoga Allah mencintai kita dengan membuka mata hati kita untuk terus mencintai sesama. Kemenangan kita sesungguhnya adalah ketika kita bisa membuat sesama saling mencintai dan mengikuti gagasan-gagasan kita. Kemenangan kita adalah ketika kita bisa membesarkan hati mereka untuk bersama-sama menemukan kebesaran Allah SWT. Wallahua’lam...
Thursday, July 1, 2010
Kemenangan
Posted by Wajiran, S.S., M.A. at 7:36 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment